Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Nilai Sosial: Pengertian, Ciri-ciri, Jenis-jenis, Fungsi dan Sumbernya

Setiap manusia memiliki kriteria yang berbeda-beda mengenai baik buruknya sesuatu. Suatu nilai berfungsi sebagai pedoman perilaku dalam masyarakat. Seperti kerja sama, persaudaraan, rasa kekeluargaan, ketaatan, kedisiplinan, kebersihan, ketertiban, dan lain-lain. 

Begitu pentingnya nilai bagi masyarakat, maka nilai diaktualisasikan dalam bentuk norma-norma sosial yang dilengkapi dengan sanksi-sanksi bagi pelanggarnya. Setelah nilai dan norma disepakati serta diterima, maka nilai dan norma tersebut disosialisasikan kepada warga masyarakat secara turun-temurun. 

Tujuannya agar warga masyarakat menyesuaikan perilakunya dengan nilai dan norma tersebut, sehingga tercipta keteraturan sosial.

pengertian-nilai-sosial-beserta-ciri-ciri-dan-fungsinya


Pengertian Nilai Sosial

Nilai sosial adalah ukuran-ukuran, patokan-patokan, anggapan-anggapan, keyakinan-keyakinan, yang hidup dan berkembang dalam masyarakat serta dianut oleh banyak orang dalam lingkungan masyarakat mengenai apa yang benar, pantas, luhur, dan baik untuk dilakukan. 

Nilai-nilai sosial merupakan aktualisasi dari kehendak masyarakat mengenai segala sesuatu yang dianggap benar dan baik. Pada intinya, adanya nilai sosial dalam masyarakat bersumber pada tiga hal yaitu dari Tuhan, masyarakat, dan individu.

Pengertian nilai sosial menurut para ahli

Berikut ini adalah definisi nilai menurut beberapa ahli:

  • Kimball Young: nilai sosial adalah asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang baik dan apa yang benar, dan apa yang dianggap penting dalam masyarakat
  • Robert M. Z. Lawang: nilai sosial adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan, yang pantas, yang berharga, dan memengaruhi perilaku orang yang memiliki nilai itu.
  • A. W. Green: nilai sosial adalah kesadaran yang secara efektif berlangsung disertai emosi terhadap objek, ide, dan individu.

Ciri-ciri Nilai Sosial

  1. Nilai merupakan sesuatu yang abstrak, yang ada dalam pikiran atau perasaan manusia.
  2. Nilai tidak dibawa sejak lahir melainkan dipelajari manusia.
  3. Nilai merupakan ciptaan masyarakat yang tercipta melalui interaksi warga masyarakat.
  4. Nilai sosial dapat diteruskan atau dipindahkan diantara individu, satu kelompok ke kelompok lain maupun satu masyarakat ke masyarakat lain.
  5. Sistem nilai dapat berbeda-beda antara satu individu dengan individu lain, antara satu masyarakat dengan masyarakat lain.

Tiap nilai dapat memberikan pengaruh berbeda terhadap individu maupun masyarakat secara keseluruhan.

Klasifikasi Nilai Sosial

Nilai sosial diklasifikasikan dalam berbagai macam antara lain:

a. Nilai Material

Nilai material adalah nilai yang berguna bagi jasmani manusia atau benda nyata yang dimanfaatkan bagi kebutuhan fisik manusia

b. Nilai Vital

Nilai vital adalah nilai yang berguna bagi untuk melakukan aktivitas atau kegiatan dalam dalam hidupnya.

c. Nilai Rohani

Nilai rohani adalah nilai yang berguna bagi pemenuhan kebutuhan rohani (spritual) manusia yang sifatnya universal. Nilai rohani dibedakan menjadi beberapa macam antara lain sebagai berikut:

  1. Nilai kebenaran dan nilai empiris, adalah nilai yang bersumber dari proses berpikir teratur yang menggunakan akal manusia (logika, rasio) dan diikuti dengan fakta-fakta yang telah terjadi.
  2. Nilai keindahan, adalah nilai yang berhubungan dengan ekspresi perasaan atau isi jiwa seseorang mengenai keindahan. Nilai keindahan disebut juga dengan nilai estetika.
  3. Nilai moral, adalah segala sesuatu mengenai perilaku terpuji dan tercela atau nilai sosial yang berkenaan dengan kebaikan dan keburukan. Nilai moral disebut juga dengan nilai etika.
  4. Nilai religius, adalah nilai ketuhanan yang berisi keyakinan/kepercayaan manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Jenis-jenis Nilai Sosial Berdasarkan Ciri-cirinya

a. Nilai dominan

Nilai dominan adalah nilai yang dianggap lebih penting dibandingkan dengan nilai yang lainnya. Ukuran dominan atau tidaknya suatu nilai didasarkan pada hal-hal berikut:

  1. Banyaknya orang yang menganut nilai tersebut. Contoh: sebagian besar masyarakat menghendaki perubahan ke arah perbaikan (reformasi) di segala bidang kehidupan, seperti bidang politik, hukum, ekonomi, dan sosial.
  2. Berapa lama nilai tersebut dianut atau digunakan. Contoh: sejak dah u hingga sekarang tradisi sekaten di Surakarta dan Yogyakarta dalam kerangka memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW dilaksanakan di alun-alun keraton dan di samping masjid besar.
  3. Tinggi rendahnya usaha orang untuk memberlakukan nilai tersebut. Contoh: menunaikan ibadah haji merupakan kewajiban bagi umat Islam. Oleh karena itu, umat Islam selalu berusaha untuk dapat melaksanakannya.
  4. Prestise/kebanggan orang-orang yang menggunakan nilai di masyarakat. Contoh: memiliki mobil atau barang lain yang bermerek terkenal dapat memberikan kebanggaan/prestise tersendiri.

b. Nilai yang mendarah daging (internalized value)

Nilai yang mendarah daging adalah nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan sehingga ketika seseorang melakukannya kadang tidak melalui proses berpikir atau pertimbangan lagi, melainkan secara tidak sadar.

Fungsi Nilai Sosial

Secara umum nilai sosial memiliki beberapa macam fungsi antara lain:

  1. Menyumbangkan seperangkat alat untuk menetapkan harga sosial dalam suatu kelompok.
  2. Mengarahkan masyarakat untuk berfikir dan bertingkah laku.
  3. Penentu dalam memenuhi suatu peran sosial manusia.
  4. Alat solidaritas yang terdapat di kalangan anggota kelompok masyarakat.
  5. Alat pengawas atau pengontrol perilaku manusia.

Sumber Nilai Sosial

Nilai sosial di dalam masyarakat bersumber dari tiga hal, yakni bersumber dari Tuhan, masyarakat, dan individu. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

a. Nilai yang bersumber dari Tuhan

Sumber nilai ini dapat diketahui seseorang melalui ajaran agama yang tertulis di dalam kitab suci. Terdapat nilai yang dapat memberikan pedoman atau petunjuk dalam berperilaku atau bersikap dengan sesama di dalam ajaran agama.

Contoh: Nilai kasih sayang, ketaatan atau kepatuhan, hidup sederhana, jujur, dan sebagainya. Nilai yang bersumber dari Tuhan ini dikenal dengan nilai theonom.

b. Nilai yang bersumber dari masyarakat

Masyarakat bersepakat mengenai hal-hal yang dianggap benar dan luhur, kemudian dijadikan sebagai pedoman dalam berperilaku di kehidupan sehari-hari.

Contoh: Sopan dan santun kepada semua orang baik muda maupun tua. Nilai yang bersumber dari hasil kesepakatan banyak orang disebut dengan nilai heteronom.

c. Nilai yang bersumber dari individu

Pada hakikatnya memang setiap individu memiliki suatu hal yang baik, penting, dan luhur. Contohnya giat dalam bekerja. Seseorang menganggap bahwa kerja keras menjadi hal yang penting untuk meraih keberhasilan.

Posting Komentar untuk "Nilai Sosial: Pengertian, Ciri-ciri, Jenis-jenis, Fungsi dan Sumbernya"