Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perkembangan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Di Indonesia


perkembangan pendidikan kesejahteraan keluarga 
Apa yang ada di benak kalian ketika pertama kali mendengar istilah pendidikan kesejahteraan keluarga atau PKK? Memasak, menjahit, posyandu, atau ibu-ibu PKK. Ya, memang itulah yang terlintas di pikiran kita ketika pertama kali mendengar istilah PKK tersebut. 

Namun, perlu di ketahui bahwa ada dua pengertian tentang istilah PKK yang seringkali kita anggap sama. 

Kita harus bisa membedakan antara Pendidikan Kesejahteraan Keluarga dan Pembinaan atau Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga. Meskipun keduanya memiliki output yang sama yaitu mencapai keluarga yang sejahtera tetap saja dua hal tersebut memiliki konteks yang berbeda. Apa perbedaanya? Mari kita lanjut ke uraian berikut.

Dalam dunia Pendidikan di Indonesia, Pendidikan Kesejahteraan Keluarga dengan singkatan PKK mulai digunakan sekitar tahun 1957/1962 sampai kini. 

Pendidikan Kesejahteraan Keluarga dalam permulaan perkembangannya tidak lebih dari sebagai pengganti dari istilah-istilah seperti: Kepandaian Putri, Keputrian, pekerjaan rumah tangga dan kegiatan lain yang menyangkut masalah keterampilan rumah tangga yang sifatnya fisik dalam kehidupan keluarga seperti: menjahit, memasak, membersihkan perlengkapan rumah tangga dan memandikan bayi. 

Oleh karena itu banyak orang apabila mendengar istilah PKK pada waktu itu dan sekarang masih ada yang berasosiasi bahwa PKK itu adalah menjahit, memasak, kerajinan tangan, membereskan ruang dan pekerjaan rumah tangga yang bersifat fisik lainnya. Keterampilan pekerjaan rumah tangga seperti disebutkan di atas, adalah penting, tetapi tidak berarti bahwa PKK tidak membahas permasalahan keterampilan sosial dan mental berupa hubungan insani dalam kehidupan keluarga atau masyarakat 

Permasalahan hubungan insani sebagai keterampilan komunnikasi sosial di dalam kehidupan sosial psikologis merupakan bidang penting di dalam PKK. Kepiawaian ini penting untuk mencapai kesejahteraan keluarga. 

Permasalahan ini sebenarnya merupakan faktor inti pada kehidupan keluarga di samping keterampilan memasak, menjahit dan keterampilan fisik lainnya. Keterampilan rumah tangga sebagai keterampilan fisik menjadi instrumen atau alat untuk memperlancar hubungan antar insani dan kehidupan sosial psikologis dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan keluarga. 

Pendidikan Kesejahteraan Keluarga dikembangkan dalam dunia Pendidikan di Indonesia berdasarkan pemikiran sebagai berikut:
  1. Kesejahteraaan masyarakat atau negara ditentukan oleh Kesejahteraan Keluarga, karena keluarga menjadi bagian dari masyarakat itu.
  2. Kesejahteraan dan kebahagiaan keluarga ditentukan oleh kesejahteraan dan     kebahagiaan individu sebagai anggota keluarga.
  3. Kesejahteraan dan kebahagiaan keluarga tidak otomatis dapat tercapai oleh setiap     anggota keluarga. 
Dasar pemikiran ini memperkuat pandangan, bahwa PKK merupakan suatu bidang studi yang perlu diajarkan dan dikembangkan di dalam pendidikan setiap warga negara. 

Dengan kata lain PKK perlu diajarkan dan dikembangkan di dalam pendidikan anak didik atau terdidik di berbagai lingkungan pendidikan dan kehidupan anak atau peserta didik ini.

Di dalam memahami PKK sebagai Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, perlu pula dijelaskan bahwa ada PKK dalam pengertian “Pembinaan Kesejahteraan Keluarga” dan sekarang PKK sebagai Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga. 

PKK sebagai Pembinaan Kesejahteraan Keluarga dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga dikembangkan dalam program pembangunan masyarakat melalui pembinaan keluarga oleh Departemen Dalam Negeri. 

Diskusi tentang kedua PKK ini, materi pelajaran atau ruang lingkupnya pada dasarnya tidak berbeda dengan materi atau ruang lingkup PKK dalam pengertian “PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA”. 

Perbedaannya terletak pada sasaran atau kelompok pembinaan. Asumsi PKK sebagai Pembinaan atau Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga, bahwa kesejahteraan dan kebahagiaan itu sampai batas-batas tertentu, telah ada dalam kehidupan keluarga masing-masing. 

Sedangkan, asumsi PKK sebagai Pendidikan Kesejahteraan Keluarga mencakup muatan pendidikan yaitu pendidikan untuk mencapai keluarga sejahtera serta pendidikan terhadap bimbingan dan perawatan anak.

Source:
ILMU DAN APLIKASI PENDIDIKAN, hlm. 1206-1207.

Posting Komentar untuk "Perkembangan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Di Indonesia"