Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

6 Hal Ini Menjadi Suka Duka Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Menjadi mahasiswa merupakan kebanggaan bagi setiap orang yang ingin melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. Mengenyam pendidikan tinggi membuka kesempatan untuk kita agar dapat membanggakan orangtua dan keluarga. 

Tentu hal ini hanya berlaku bagi mahasiswa yang sungguh-sungguh menjalani dunia perkuliahan dengan serius untuk mendapatkan pekerjaan yang layak nantinya.

Apalagi jika kita berhasil masuk ke Perguruan Tinggi Negeri. Akan ada kebanggaan tersendiri bagi mereka  yang masuk di PTN meskipun itu tidak menjamin sebuah kesuksesan. 

Ya, karena baik itu kuliah di Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta semuanya memiliki kesempatan yang sama untuk sukses. Kesuksesan bukan datang darimana kita kuliah tapi bagaimana cara kita kuliah agar mencapai kesuksesan. Semua itu tergantung usaha kita masing-masing.

Selain itu, masuk jurusan kuliah favorit yang sesuai dengan minat kita semakin menambah nilai plus bagi para calon mahasiswa. Lantas bagaimana kalau kita lulus di jurusan yang tidak banyak dikenal orang dan jauh dari kata jurusan favorit seperti jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. 

Tentu akan ada rasa kecewa jika kita lulus di jurusan yang tidak terlalu diharapkan sebelumnya. Namun, selalu ada hikmah dibalik setiap peristiwa, dan itulah yang saya rasakan saat ini.
suka duka mahasiswa jurusan pendidikan kesejahteraan keluarga
Saya merupakan mahasiswa jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. Meskipun pada saat seleksi saya menempatkan jurusan ini di pilihan ketiga sebagai pelengkap saja dan saat itu saya berharap lulus di jurusan Ilmu Ekonomi. Seperti kata pepatah "Apa yang terbaik menurut manusia belum tentu baik menurut Tuhan Yang Maha Esa" 

Dan saat pengumuman berlangsung, Tuhan berkata lain untuk meluluskan saya di jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. Awalnya sedikit kecewa memang, tapi mungkin itulah yang terbaik yang diberikan Tuhan kepada saya. Alhasil, saya merasakan suka duka ketika menjalani kuliah di jurusan ini. 

Berikut ini saya rangkum suka duka menjadi mahasiswa Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga berdasarkan sudut pandang saya pribadi dan beberapa cerita dari teman-teman saya.

1. Merasa Salah Jurusan   

Ini saya tempatkan di urutan pertama karena hampir semua teman-teman saya merasakan demikian. Dilihat dari segi pilihan ketika seleksi masuk, hanya ada 2 orang dari 46 orang teman seangkatan saya yang menempatkan jurusan PKK di pilihan pertama. Hal ini berarti hampir semua teman sekelas saya menempatkan jurusan PKK di pilihan kedua dan ketiga.

Dilihat dari segi materi kuliah di awal semester, kami menerima materi mengenai dasar-dasar dalam kehidupan keluarga seperti dasar boga yang berkaitan dengan makanan, dasar busana yang berkaitan dengan pakaian, serta dasar rias. 

Saya sendiri merasakan dilema ketika menjalani kuliah di semester-semester awal karena materi yang diterima sangat tidak sesuai dengan kepribadian saya sebelumnya. Apalagi saya adalah laki-laki, masa iya harus belajar mengenai ilmu yang seharusnya dipelajari oleh perempuan. 

Begitulah kiranya pemikiran saya ketika masuk di jurusan PKK ini. Sempat terpikir untuk mengikuti seleksi masuk ke perguruan tinggi lagi. Tetapi saya sadar bahwa tidak sedikit biaya yang dikeluarkan untuk bisa masuk ke perguruan tinggi hingga akhirnya saya bertahan karena tidak mau membebani orangtua yang telah bersusah payah menginginkan saya untuk bisa kuliah.

2. Bingung Kerja Dimana 

Pernah saya ditanya oleh orangtua kalau jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga ini kedepannya jadi apa/kerja dimana? Saya tahu kalau jurusan PKK khususnya yang ada di Universitas Pendidikan Indonesia lulusannya akan jadi guru. 

Namun saya berpikir kembali kalau kuliah PKK ketika lulusnya jadi guru apa. Tidak ada mata pelajaran PKK baik di SD, SMP, maupun SMA. Saya pun memutuskan untuk tidak akan menjadi guru ketika nanti lulus kuliah. Tetapi, melihat dunia kerja/dunia industri saya pun berpikir memangnya PKK bisa masuk ke industri yang mana. Ini semakin menambah dilema kehidupan perkuliahan saya. 

Saya mendapatkan pencerahan dari beberapa teman yang telah memasuki dunia kerja. Ia mengatakan bahwa ketika memasuki dunia pekerjaan, jurusan kuliah kadangkala menjadi nomor yang kesekian. 

Hal yang paling utama dalam dunia kerja adalah kompetensi/keahlian/skill. Ini sedikit membangkitkan motivasi saya untuk kuliah dengan mengikuti berbagai organisasi sebagai upaya pengembangan diri dalam meningkatkan soft skill dan hard skill.

Jurusan apapun kalian kuliah, yang paling utama adalah kompetensi/keahlian. Seluas apapun lapangan pekerjaan jika kalian tidak mempunyai keahlian itu sia-sia. Jadi tetaplah berusaha dan berdo'a

3. Jurusan Yang Tidak Banyak Dikenal Orang

Dilema kuliah jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga sudah mulai terkikis, saatnya memantapkan diri untuk serius menjalani perkuliahan. Bertemu dengan orang-orang dan ditanya jurusan kuliah apa? 

Saya jawab jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Beragam respons yang diterima dari orang-orang ketika mendengar jurusan PKK. Ada yang bertanya kembali, "Memangnya jurusan PKK itu belajar apa sih? Memasak? Menjahit?". Ada yang menyamakannya dengan PKK yang ada di desa, "Oh...PKK yang suka ada di desa-desa ya". Adapula yang mengaitkannya dengan posyandu, "Oh...PKK itu yang suka mengurus posyandu ya". 

Beginilah nasib jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga yang tidak banyak dikenal orang-orang. Beda halnya jika yang ditanya itu jurusan kedokteran, manajemen, atau teknik. Tentu sebagian besar orang akan mengetahui mengenai jurusan tersebut. Saya pribadi pun harus menjelaskan lebih banyak dari beragam respons yang ditanyakan setiap orang.

4. Ilmu Yang Bisa Diterapkan Dalam Berbagai Hal

Tahukah kalian bahwa di jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga juga belajar Fisika dan Kimia? Saya juga kaget ketika mendengar hal ini karena waktu SMA mengambil jurusan IPS yang notabene tidak belajar materi fisika dan kimia. Tetapi justru di jurusan ini saya mendapatkannya. 

Memang tidak pure mempelajari fisika dengan segala rumusnya yang bejibun sih, tetapi fisika yang dipelajari disini merupakan fisika terapan yang bisa dipakai dalam kehidupan sehari-hari. 

Sebagian besar materinya mengenai rangkaian listrik di rumah dan bisa diterapkan pada perbaikan alat-alat elektronik. Tentu ini sangat bermanfaat dan menarik bagi saya karena minimalnya saya dapat memperbaiki ricecooker yang rusak tanpa meminta bantuan orang lain/tukang service. 

Begitupun dengan materi kimia, kami tidak mempelajari sistem periodik unsur dengan segala ion, atom, elektron, proton, dan semacamnya. Kami hanya mempelajari bahan-bahan kimia yang ada dalam rumah tangga, baik itu bahan kimia dalam makanan, deterjen, pembersih, dan lain-lain. 

Kami mempelajari dampak-dampak penggunaan bahan kimia sehingga dapat mengurangi bahan kimia berbahaya yang ada di rumah. Menarik bukan.

Pada dasarnya ilmu-ilmu yang dipelajari dalam PKK adalah ilmu yang bisa dikatakan receh karena sangat sederhana. Namun, justru dari kesederhanaan inilah yang membuatnya menjadi menarik karena bisa dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Saya yakin kalian yang berada di jurusan lain pun akan membutuhkan ilmu-ilmu PKK karena semua orang akan hidup berkeluarga.

5. Hidup Mandiri Dalam Keluarga dan Masyarakat

Poin penting yang menjadi kelebihan jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga adalah adanya keseimbangan antara intelektual, sosial dan spiritualnya. 

Kami tidak melulu di dorong untuk cerdas dalam ilmu pengetahuan, tetapi kehidupan sebagai makhluk sosial dan makhluk beragama juga sangat diperhatikan. Oleh karena itu, pendidikan karakter menjadi ciri utama dalam pendidikan kesejahteraan keluarga.

Etika bergaul dengan sesama juga menjadi nilai lebih yang dipelajari dalam jurusan PKK. Selain itu, kami mempelajari peranan-peranan sosial dalam hidup sebagai anggota keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Alhasil kita bisa belajar untuk hidup mandiri tanpa dalm keluarga dan masyarakat.

6. Sadar Bahwa Ilmu PKK Sangat Berharga

Jika benar-benar mempelajari tentang ilmu pendidikan kesejahteraan keluarga kita akan memahami bahwa ilmu ini sangat berharga dan sangat penting dalam keberlangsungan hidup manusia. 

Manusia akan senantiasa beregenerasi melahirkan generasi-generasi baru dalam kehidupan. Kita tahu bahwa pendidikan pertama setiap manusia terjadi dalam keluarga. Apabila ilmu-ilmu PKK diterapkan sejak dini kepada generasi baru, tentu akan melahirkan generasi yang kokoh dan kuat ketika terjun di masyarakat.

Dan di jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, kami mempelajari bagaimana cara melakukan bimbingan perawatan anak serta bagaimana cara mencapai sebuah keluarga yang sejahtera. Ini tentu akan menjadi pondasi yang kuat untuk kemajuan sebuah bangsa.

Tidak akan ada suatu bangsa yang maju tanpa sebuah keluarga yang sejahtera

Itulah 6 hal yang menjadi suka duka mahasiswa pendidikan kesejahteraan keluarga. Ini hanya pandangan pribadi dan berbagai cerita dari teman-teman saya. Jika mempunyai pendapat lain silahkan kemukakan di kolom komentar.

Salam sejahtera.

Posting Komentar untuk "6 Hal Ini Menjadi Suka Duka Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga"