Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Status dan Peranan Sosial

Status sosial bisa berubah tergantung dimana lingkungan kita berada, begitu pun dengan peranan yang mengikutinya. Peranan sangat terikat oleh status sosial yang dimiliki oleh setiap orang. 
status dan peranan sosial

Selo Soemardjan seorang tokoh sosiologi Indonesia, menyatakan bahwa hal yang mewujudkan unsur-unsur dalam teori sosiologi tentang sistem berlapis-lapis dalam masyarakat, adalah kedudukan (status) dan peranan (role)Kedudukan dan peranan ini merupakan unsur-unsur baku dalam sistem berlapis-lapis, juga mempunyai arti yang penting bagi sistem sosial masyarakat; 

Ralph Linton (1967) mengartikan sistem sosial itu sebagai pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik antar individu dalam masyarakat dan antar individu dengan masyarakatnya, dan tingkah laku individu-individu tersebut. 

Dalam hubungan-hubungan timbal balik tersebut, kedudukan dan peranan individu mempunyai arti yang penting, karena keberlangsungan hidup masyarakat tergantung daripada keseimbangan kepentingan kepentingan individu–individu termaksud. 

Untuk mendapatkan gambaran yang mendalam tentang kedudukan dan peranan ini akan dibicarakan tersendiri di bawah ini.

1. Kedudukan (status)

Kadang-kadang dibedakan antara pengertian-pengertian ‘kedudukan’ (status), dengan ‘kedudukan sosial’ (social status); kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan orang-orang lainnya dalam kelompok tersebut atau tempat suatu kelompok sehubungan dengan kelompok-kelompok lainnya di dalam kelompok yang lebih besar lagi. 

Kedudukan sosial artinya adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya, dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya. 

Kedudukan sosial tidaklah semata-mata berarti kumpulan kedudukan-kedudukan seseorang dalam kelompok-kelompok yang berbeda, akan tetapi kedudukan-kedudukan sosial tersebut mempengaruhi kedudukan orang tadi dalam kelompok-kelompok sosial yang berbeda. 

Untuk lebih mudah mendapatkan pengertian, kedua istilah tersebut di atas akan dipergunakan dalam arti yang sama dan digambarkan dengan istilah ‘kedudukan’ (status) saja.

Kedudukan, sebagaimana lazim dipergunakan, mempunyai dua arti :

Secara abstrak, kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu pola tertentu; dengan demikian seseroang dikatakan memiliki beberapa kedudukan, oleh karena seseorang biasanya ikut serta dalam berbagai pola-pola kehidupan. Pengertian tersebut menunjukkan tempatnya sehubungan dengan kerangka masyarakat secara menyeluruh.

Apabila dipisahkan dari individu yang memilikinya, kedudukan hanya merupakan kumpulan hak-hak dan kewajiban-kewajiban termaksud hanya dapat terlaksana melalui perantaraan individu-individu, maka agak sukar untuk memisahkannya secara tegas dan kaku. 

Hubungan antara individu dengan kedudukan, dapat diibaratkan sebagai hubungan pengemudi mobil dengan tempat atau kedudukan si pengemudi dengan mesin mobil tersebut; tempat mengemudi dengan mesin mobil tersebut; tempat mengemudi dengan segala alat untuk menjalankan mobil adalah alat-alat tetap yang penting untuk menjalankan serta mengendalikan mobil tersebut, pengemudi dapat berganti-ganti, yang mungkin akan dapat menjalankannya dengan lebih baik, atau bahkan lebih buruk.

Dalam masyarakat, sekurangnya ada tiga macam kedudukan, yaitu :

a. Ascribed Status

Ascribed Status yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan; kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran. 

Pada umumnya ascribed status dijumpai pada masyarakat-masyarakat dengan sistem pelapisan yang tertutup, atau masyarakat dimana sistem pelapisannya tergantung pada perbedaan rasil. 

Namun demikian, ascribed status juga ditemukan pada bentuk-bentuk masyarakat dengan sistem pelapisan yang terbuka; misalnya kedudukan laki-laki dalam satu keluarga, kedudukannya berbeda dengan kedudukan istri atau anak-anaknya; 

Ascribed status disini walaupun tidak diperoleh atas dasar kelahiran, akan tetapi pada umumnya sang ayah atau suami adalah kepala keluarga batihnya. Untuk menjadi kepala keluarga batih tersebut, laki-laki tidak perlu mempunyai darah bangsawan atau kasta tertentu, sosok seorang ayah tetap saja sebagi kepala rumah tangga.

b. Achieved Status

Achieved Status adalah kedudukan yang dicapai seseorang dengan usaha yang disengaja; kedudukan ini tidak diperoleh atas dasar kelahiran, akan tetapi bersifat terbuka bagi siapa saja hal mana tergantung dari kemampuannya masing-masing dalam mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya; 

Seseorang yang ingin menjadi pemain bulu tangkis yang handal, tentunya harus berlatih bulu tangkis dengan tekun, seseroang yang ingin menjadi dokter, tentunya harus belajar kedokteran. 

Kecenderungan tercapainya achieved status ini bisanya ditemukan dalam bentuk-bentuk masyarakat dengan sistem pelapisan yang terbuka, hal ini bisa terjadi karena nilai-nilai dalam masyarakat memungkinkan untuk berlakunya tindakan-tindakan seperti itu.

Anak seorang Rudy Hartono belum tentu akan menjadi pemain bulu tangkis yang handal, kalau hanya untuk sekedar menjadi juara RT mungkin bisa, sedangkan orang tua Rudi Hartono mungkin seorang pebulu tangkis tetapi prestasinya tidak sehebat anaknya.

c. Assigned Status

Satu bentuk kedudukan yang mempunyai hubungan erat dengan achieved status,yaitu kedudukan yang diberikan karena alasan-alasan tertentu; dalam arti bahwa suatu kelompok, golongan, atau masyarakat memberikan kedudukan yang lebih tinggi kepada seseorang yang dianggap berjasa, yang telah memperjuangkan sesuatuuntuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat. 

Akan tetapi kadang-kadang kedudukan tersebut diberikan, karena seseorang telah lama menduduki suatu jabatan tertentu, seperti di pedesaan ada istilah ‘lurah hormat’ adalah satu gelar yang diberikan kepada seorang mantan pemuka desa yang dianggap sangat berjasa atas kemajuan desanya. 

Kedudukan yang diberikan ini diwujudkan dalam bentuk penghormatan gelar tertentu seperti ‘datuk’ pada masyarakat Sumatera Barat, ‘sir’ pada masyarakat Inggris, atau ‘andi’ pada masyarakat Makasar; 

Individu-individu yang mendapatkan kedudukan ini tidak dibebankan atas kewajiban-kewajiban menurut kedudukannya, namun mereka sedikitnya mendapakan fasilitas-fasilitas khusus yang tidak diberikan pada orang kebanyakan, di samping itu kedudukan ini tidak terbatas diberikan kepada anggota-anggota masyarakat yang bersangkutan, tetapi bisa juga kepada orang luar masyarakat tersebut.

2. Peranan (Role)

Peranan (role) merupakan aspek dinamis dari kedudukan, dimana apabila seseorang melaksanakan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka orang itu telah menjalankan suatu peran. 

Peranan dan kedudukan itu saling melengkapi, kedua-duanya tidak dapat dipisahkan, oleh karena yang satu tergantung pada yang lain dan demikian sebaliknya. Yang membedakan dari keduanya adalah menyangkut proses, harus ada kedudukan terlebih dahulu baru kemudian ada peranan, keadaan ini tidak bisa terbalik.

Setiap orang mempunyai bermacam-macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya dan hal itu sekaligus berarti bahwa peranan tersebut menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan masyarakat kepadanya. 

Pentingnya peranan adalah bahwa hal itu mengatur perikelakuan seseorang, dan juga bahwa peranan menyebabkan seseorang pada batas-batas tertentu dapat meramalkan perbuatan-perbuatan orang lain, sehingga dengan demikian, orang yang bersangkutan akan dapat menyesuaikan perikelakuan sendiri dengan perikelakuan orang-orang sekelompoknya. 

Maka hubungan-hubungan sosial yang ada dalam masyarakat, merupakan hubungan antara peranan-peranan individu-individu dalam masyarakat. 

Peranan-peranan tersebut diatur oleh norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, misalnya norma-norma kesopanan yang menuntut seseorang untuk menyapa orang banyak dikala dia berjalan melintasinya, maka dia harus berlaku seperti itu, atau norma kesopanan yang mengatur sikap seorang penumpang terhadap orang lanjut usia di kendaraan umum, maka dia harus mendahulukan orang tua itu untuk duduk.

Sekurangnya suatu peranan itu mencakup tiga hal :
  • Peranan adalah meliputi norma-norma yang dihubungakan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat; peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.
  • Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi
  • Peranan juga dapat dikatakan sebagai perikelakuan individu yang penting bagi struktur sosial.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, perlu dikemukakan perihal fasilitas-fasilitas bagi peranan individu (role facilities); biasanya masyarakat memberikan fasilitas-fasilitas bagi individu agar dia dapat melaksanakan peranannya. 

Lembaga-lembaga masyarakat merupakan bagian masyarakat yang banyak menyediakan peluang-peluang untuk melaksanakan peranan.

 Kadang-kadang struktur suatu golongan kemasyarakatan, menyebabkan fasilitas-fasilitas tersebut bertambah; misalnya perubahan organisasi suatu sekolah yang memerlukan penambahan guru, pegawai administrasi, penjaga sekolah dan sebagainya. 

Akan tetapi sebaliknya, hal itu juga dapat mengurangi peluang-peluang, seperti misalnya apabila terpaksa diadakan rasionalisasi sebagai akibat perubahan struktur dan organisasi.

Agaknya pertentangan-pertentangan kedudukan (status conflict) membawa pengaruh terhadap peranan ini, karena tidak jarang terjadi suatu pemisahan antara individu dengan peranan yang sesungguhnya harus dilaksanakan (disebut sebagai role- distance). 

Gejala tadi timbul apabila seseorang merasa tertekan karena dia merasa dirinya tidak sesuai untuk melaksanakan peranan yang diberikan masyarakat atau bahkan menyembunyikan dirinya, apabila dia berada dalam lingkungan sosial yang berbeda. 

Lingkungan sosial atau social circle adalah kelompok sosial dimana seseorang mendapat tempat serta kesempatan untuk melaksanakan peranannya. Setiap peranan bertujuan agar antara individu yang melaksanakan peranan dengan orang-orang di sekitarnya yang tersangkut atau ada hubungannya dengan peranan tersebut, terdapat hubungan yang diatur oleh nilai-nilai sosial yang diterima dan ditaati kedua belah pihak. 

Nilai-nilai sosial tersebut misalnya nilai keagamaan antara pemuka agama dengan pemeluk-pemeluk agama yang bersangkutan, nilai kesehatan antara dokter dengan pasien, nilai ekonomi antara pedagang dengan pembeli. Apabila hal itu tidak terpenuhi oleh individu yang bersangkutan, maka terjadilah role-distance.

Pembahasan tentang berbagai macam peranan yang melekat pada individu-individu dalam masyarakat dianggap penting karena didalamnya memuat beberapa hal, yaitu :
  • Bahwa peranan-peranan tertentu harus dilaksanakan apabila struktur masyarakat hendak dipertahankan keberlangsungannya
  • Peranan tersebut seyogyanya dilekatkan pada individu-individu yang oleh masyarakat dianggap mampu untuk melaksanakannya, mereka harus terlebih dahulu dilatih dan mempunyai motivasi tinggi untuk melaksanakannya.
  • Dalam masyarakat kadang-kadang dijumpai individu-individu yang tidak mampu melaksanakan peranannya sebagaimana diharapkan oleh masyarakat, oleh karena mungkin pelaksanaannya memerlukan pengorbanan yang dianggap terlalu besar berkaitan dengan kepentingan-kepentingan pribadinya
  • Apabila semua orang sanggup dan mampu melaksanakan peranannya, belum tentu masyarakat akan dapat meberikan peluang-peluang yang seimbang, bahkan sering kali terlihat bertapa masyarakat terpaksa membatasi peluang-peluang tersebut.

Posting Komentar untuk "Status dan Peranan Sosial"