Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Komponen dan Karakteristik E-modul

Karakteristik E-Modul

E-modul yang dikembangkan harus memiliki karakteristik yang diperlukan agar mampu menghasilkan modul yang mampu meningkatkan motivasi penggunanya (Fajarini, 2018). Menurut Susilana & Riyana (2018), modul yang akan dikembangkan harus memperhatikan lima karakteristik sebuah modul yaitu self instruction, self contained, stand alone, adaptif, dan user friendly.

komponen dan karakteristik e-modul

1. Self instructional

Self-instructional berarti bahwa melalui modul, seorang peserta didik mampu belajar sendiri tanpa tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakter self instructional, maka modul harus:

  • terdapat tujuan yang dirumuskan dengan jelas, baik tujuan akhir maupun tujuan antara.
  • terdapat materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unti-unit/kegiatan spesifik sehingga memudahkan peserta didik belajar secara tuntas.
  • tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi pembelajaran.
  • terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan peserta diklat memberikan respon dan mengukur penguasaanya.
  • kontekstual yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks tugas dan lingkungan peserta didik.
  • mengunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif.
  • terdapat rangkuman  materi pembelajaran
  • terdapat instrumen penilaian/assessment yang memungkinkan peserta didik melakukan self assessment
  • terdapat instrumen yang dapat digunakan menetapkan tingkat penguasaan materi untuk menetapkan kegiatan belajar selanjutnya.
  • tersedia informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung materi pembelajaran dimaksud.

2. Self Contained

Self contained berarti seluruh materi pembelajaran dari satu kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena materi dikemas kedalam satu kesatuan yang utuh. 

Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu kompetensi sub kompetensi harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan kompetensi sub kompetensi yang harus dikuasai.

3. Stand Alone (berdiri sendiri) 

Stand alone berarti modul yang dikembangkan tidak tergantung pada bahan ajar lain atau tidak barus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain. Dengan menggunakan modul, peserta didik tidak perlu bahan ajar yang lain untuk mempelajari dan atau mengerjakan tugas pada modul tersebut Jika peserta didik masih menggunakan dan bergantung pada bahan ajar lain selain modul yang digunakan tersebut, maka bahan ajar tersebut tidak dikategorikan sebagai modul yang berdiri sendiri

4. Adaptif

Modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel digunakan di berbagai tempat. Modul yang adaptif adalah jika isi materi pembelajaran dan perangkat lunaknya dapat digunakan sampai dengan kurun waktu tertentu.

5. User Friendly

Modul hendaknya juga memenuhi kaidah user friendly atau bersahabat/akrab dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti serta menggunakan istilah yang umum digunakan merupakan salah satu bentuk user friendly.

Komponen E-Modul 

E-Modul memiliki komponen-komponen yang saling berkaitan satu sama lain. Modul yang dikembangkan di Indonesia sebagian besar memiliki komponen-komponen sebagai berikut. 

  1. Rumusan tujuan pengajaran berisi tujuan pengajaran yang diharapkan setelah mempelajari atau menggunakan modul. 
  2. Petunjuk penggunaan modul, berisi penjelasan tentang penggunaan modul secara efisien baik itu untuk guru maupun peserta didik. 
  3. Lembar kegiatan, memuat materi pelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik. Materi pelajaran disusun langkah demi langkah secara teratur dan sistematis sehingga peserta didik dapat mengikutinya dengan mudah dan cepat. Kegiatan yang harus dilakukan peserta didik, seperti observasi dan percobaan, serta buku yang harus dipelajari sebagai pelengkap materi dicantumkan pula dalam lembar ini.
  4. Lembar kerja peserta didik, terdiri dari pertanyaan atau masalah yang harus dijawab dan dipecahkan oleh peserta didik. Pada lembar kerja peserta didik tidak boleh membuat coretan, karena modul akan digunakan oleh peserta didik yang berbeda di lain waktu. Semua pekerjaan yang dilakukan oleh peserta didik ditulis pada lembar kerja peserta didik. 
  5. Lembar evaluasi, penilaian guru terhadap tercapai tidaknya tujuan yang dirumuskan pada modul oleh peserta didik, ditentukan oleh hasil ujian akhir yang terdapat pada lembar evaluasi (Vembrianto, 1975).
  6. Menu navigasi, merupakan salah satu komponen yang penting di dalam e-modul untuk memudahkan peserta didik berpindah dari satu halaman ke halaman lainnya. Menu navigasi ditampilkan pada setiap halaman di dalam e-modul.
  7. Fitur-fitur interaktif. Komponen di dalam e-modul pada umumnya menyediakan fitur interaktif seperti animasi atau action yang dapat digunakan untuk menuju ke halaman tertentu, menampilkan/menyembunyikan objek bahkan mampu membuat variabel.

Daftar Pustaka

  1. Fajarini, A. (2018). Membongkar Rahasia Pengembangan Bahan Ajar IPS. Jember: Gema Press.
  2. Susilana, R., & Riyana, C. (2018). Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung: CV Wacana Prima.
  3. Vembrianto. (1975). Pengantar Pengajaran Modul. Yogyakarta: Yayasan Pendidikan Paramita.

Posting Komentar untuk "Komponen dan Karakteristik E-modul"