Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian, Proses dan Sarana Pewarisan Kebudayaan

Definisi Pewarisan Budaya

Pewarisan budaya (transmission of cultur) adalah suatu kebudayaan didalam masyarakat yang terus menerus dilestarikan atau diteruskan ke generasi selanjutnya agar kebudayaan tersebut tidak hilang atau punah diterjang oleh kebudayaan yang baru. 

Oleh karena itu kita sebagai penerus generasi selanjut nya harus bisa melestarikan budaya yang sudah ada agar budaya itu tidak punah. Warisan budaya dapat berupa bahasa, tari, lagu, alat musik, masakan, bangunan atau candi dan peninggalan lainnya.

Budaya diwariskan dari generasi yang satu ke generasi berikutnya. Pewarisan tersebut dilakukan melaui suatu proses belajar yang disebut sosialisasi dan enkulturasi. Proses sosialisasi atau proses “pemasyarakatan” biasa di pelajari dalam sosiologi, adalah suatu proses panjang semenjak seorang individu dilahirkan sampai akhir hayatnya. 

Dalam proses panjang tersebut,seseorang individu akan belajar menyatukan dirinya (mengintegrasikan) dengan lingkungan masyarakatnya. Ia akan belajar menghayati dan melaksanakan adat-istiadat, aturan-aturan dan tindakan-tindakan sosial yang umum berlaku masyarakat. 

Proses enkulturasi atau proses “pembudayaan” biasa dipelajari dalam antropologi, adalah proses panjang semenjak seorang individu dilahirkan sampai akhir hayatnya. Dalam proses panjang tersebut, seorang individu akan belajar menyatukan dirinya (mengintegrasikan) dengan lingkungan budayanya. Ia akan belajar sesuai pola pikir,serta sikapnya terhadap adat istiadat, sistem norma, serta aturan-aturan yang berlaku dalam lingkungan budayanya. 

Pewarisan budaya sangat penting bagi manusia karena dengan budaya manusia dapat menunjukkan jati diri kita sebagai suatu makhluk yang berbudaya dan sebagai ciri khas nya, contoh kita sebagai orang indonesia harus melestarikan budaya indonesia agar jati diri dan martabat bangsa Indonesia tidak hilang terbawa arus globalisasi oleh karena itu kita harus bangga dengan budaya Indonesia.

pengertian, proses dan sarana pewarisan kebudayaan

Tujuan Pewarisan Budaya

Adapun tujuan dari pewarisan budaya antara lain:

  1. Pengenalan nilai, norma, dan adat istiadat dalam hidup.
  2. Terciptanya keadaan yang tertib,tentram harmonis dalam masyarakat.
  3. Usia manusia terbatas

Proses Pewarisan Kebudayaan

1. Internalisasi

Proses internalisasi berlangsung sepanjang hidup individu sejak dilahirkan sampai hampir meninggal untuk mengolah segala perasaan, hasrat, nafsu, dan emosi yang kemudian membentuk kepribadiannya. 

Berbagai bakat yang terkandung di dalam gen-nya tidak secara otomatis menghasilkan suatu nilai dan perilaku budaya, tetapi pengembangan berbagai macam perasaan, hasrat, nafsu, dan emosi pengaktifan nyatanya sangat dipengaruhi berbagai stimulasi yang terdapat dalam lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitarnya. 

Proses internalisasi secara sederhana dapat dilihat pada seorang bayi. Dia bisa merasakan bahwa jika dia lapar, dia menangis. Pada saat itu seseorang akan memberinya minum susu. Manakala kedinginan, dia menangis dan seketika itu pula akan ada orang yang menyelimuti. 

Gejala perolehan nikmat ini akan senantiasa dilakukannya sebagai fenomena baru pemuas keinginannya. Proses ini dijadikannya sebagai media pembelajaran untuk setiap keinginan pemenuhan hasratnya.

Kondisi ini semakin hari menjadikan pengalaman baru mengenai berbagai perasaan, seperti gembira, Bahagia, simpati, peningkatan berbagai rasa seperti bersalah, meniru keindahan, dan berbagai rasa lainnya.

2. Sosialisasi

Menurut Koentjaraningrat proses sosialisasi adalah proses belajar kebudayaan dalam hubungan dengan sistem sosial. Dalam proses sosialisasi seorang individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan berbagai individu di sekelilingnya yang menduduki berbagai peranan sosial dalam kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya, individu mulai berhubungan dengan individu lain di sekitar lingkungan kehidupannya dan belajar bagaimana untuk bertindak atau berbudaya di dalam masyarakat. 

Di dalam proses sosialisasi seseorang akan belajar untuk memahami, menghayati, menyesuaikan, dan melaksanakan tindakan sosial yang sesuai dengan pola perilaku masyarakatnya. 

Proses sosialisasi berlangsung sepanjang rentang hidup manusia sejak ia dilahirkan sampai akhir hayatnya, seseorang akan selalu belajar kebudayaan dan sistem sosial yang melingkupinya. 

Misalnya, seorang anak yang tinggal dalam masyarakat pertanian secara tidak langsung akan bersosialisasi dengan pola hidup dan pekerjaan orang tuanya sebagai petani sehingga akhirnya terbentuk pola pikir yang serupa dengan orang tuanya. 

Selanjutnya, sejak kecil anak-anak telah disosialisasikan dengan beberapa unsur kultural universal dalam masyarakat. 

Misalnya, proses pewarisan kebudayaan yang bersifat religius, seperti mengajak anak-anak salat di masjid, mengikuti upacara di Pura, mengikuti misa di gereja, mendaftarkan anak ke pesantren atau taman pendidikan Al-Qur’an (TPA) atau mengikutsertakan anak dalam sekolah minggu. 

Melalui aktivitas tersebut anak diajarkan untuk mengenal norma agama yang berfungsi sebagai pedoman atau acuan hidupnya. Proses sosialisasi tersebut lambat laun akan tertanam dalam diri individu yang berakibat pada pewarisan suatu kebudayaan tertentu yang berlangsung sepanjang hidup manusia.

Di dalam sistem budaya masyarakat Jawa terdapat berbagai contoh sosialisasi kebudayaan, seperti upacara perkawinan adat Jawa, kebiasaan berziarah ke makam keluarga yang sudah meninggal, membawakan oleh-oleh bagi tetangga setelah pulang bepergian, dan mengadakan syukuran salah satu unsur proses pewarisan kebudayaan. 

Sebuah sistem kebudayaan bisa diwariskan kepada generasi berikutnya apabila dipraktikkan oleh masyarakat dan individu yang bersangkutan. Misalnya, tradisi selamatan dalam masyarakat Jawa. Menurut Clifford Geertz, tradisi selamatan dalam masyarakat Jawa sudah menjadi bagian dalam kehidupan mereka yang sulit untuk ditinggalkan. 

Artinya, kebudayaan selamatan sudah mengakar dan diwariskan secara turun-temurun dalam kehidupan masyarakat Jawa, khususnya di daerah pedesaan. Proses sosialisasi berkaitan erat dengan enkulturasi atau proses pembudayaan. 

Biasanya proses sosialisasi dan enkulturasi dapat berlangsung secara bersamaan dalam diri seorang individu sehingga kepribadiannya terbentuk sesuai dengan kepribadian masyarakatnya.

3. Enkulturasi

Menurut Koentjaraningrat, istilah yang tepat untuk menyebut proses enkulturasi dalam bahasa Indonesia adalah pembudayaan atau institutionalization. Proses enkulturasi adalah proses individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat, norma, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. 

Secara tidak langsung seorang individu sudah mulai memperoleh pewarisan kebudayaan dalam kehidupannya karena menyesuaikan diri dan bersikap sesuai dengan tuntutan norma atau adat kebudayaan yang berlaku di masyarakatnya. 

Menurut Koentjaraningrat sejak kecil proses enkulturasi sudah dimulai oleh warga masyarakat, dimulai di dalam lingkungan keluarganya dan teman-temannya bermain. 

Pada awalnya individu belajar meniru berbagai macam tindakan orang-orang di sekitarnya sehingga tindakannya menjadi suatu pola yang teratur dan norma yang mengatur tindakannya ditetapkan. 

Selain itu, berbagai norma yang ada dipelajari seorang individu dengan mendengarkan pembicaraan orang lain mengenai berbagai norma tersebut dalam lingkungan pergaulannya pada saat yang berbeda-beda. 

Misalnya, adat kebiasaan orang Indonesia yang menganjurkan bahwa apabila seseorang bepergian ke suatu tempat yang jauh, sekembalinya nanti diharapkan membawa oleh-oleh dan membagikannya kepada kerabat  atau tetangga dekatnya. 

Dengan tindakan tersebut maka rasa aman telah tertanam pada diri seseorang karena ia mempunyai hubungan baik dengan orang-orang sekitarnya. Nilai solidaritas sosial yang merupakan motivasi tindakan membagikan oleh-oleh tersebut telah timbul ketika seseorang masih kecil dan diinternalisasi dalam kepribadiannya. 

Norma diajarkan kepada individu dalam lingkungan keluarga, dalam lingkungan pergaulan di luar keluarga, dan diajarkan secara formal di sekolah. 

Di samping aturan-aturan masyarakat dan negara yang diajarkan di sekolah melalui mata pelajaran seperti kewarganegaraan, aturan sopan santun dalam bergaul juga dapat diajarkan secara informal di sekolah. 

Dalam proses enkulturasi tersebut individu berusaha untuk mewariskan nilainilai budaya yang harus dipahami oleh orang lain. Proses pewarisan kebudayaan ini bersifat turun-temurun dari generasi tua ke generasi yang lebih muda.

Sarana Pewarisan Budaya

1. Sarana Pewarisan Budaya Pada Masyarakat Secara Tradisional 

Pewarisan budaya (transmission of culture) berlangsung sepanjang masa, selama masyarakat pendukung budaya yang bersangkutan tidak punah. Prosesnya berjalan dari generasi yang satu ke generasi berikutnya secara berkesinambungan. Pewarisan budaya melalui berbagai sarana,antara lain sebagai berikut ini. 

a. Keluarga 

Lingkungan sosial yang pertama yang dikenal individu sejak lahir adalah Keluarga.Ayah,Ibu dan anggota keluarga lainnya merupakan lingkungan sosial yang secara langsung berhubungan dengan individu. 

Sosialisasi yang dialami individu secara intensif berlangsung dalam keluarga.Pengenalan nilai,norma,dan kebiasaan untuk pertama kali di terima dari keluarga. 

Pengaruh sosialisasi dan enkultrasi yang berasal dari keluarga sangat besar pengaruhnya bagi pembentukkan dan perkembangan kepribadian individu. 

Kebiasaan-kebiasaan yang positif dan negatif yang berlangsung lama dan terbuka dalam lingkungan keluarga dapat tertanam secara kuat pada kepribadian seseorang. 

Kebiasaan tidur teratur,kebiasaan mengosok gigi,kebiasaan menyisir rambut,dan kebiasaan berpakaian rapi yang dapat terbawa dalam kepribadian seseorang berlangsung dalam keluarga. 

Selanjutnya,keadaan keluarga sebagai suatu bentuk lingkungan sosial,termasuk besar kecilnya keluarga dan keharmonisan keluarga sangat mempengaruhi pembentukkan dan perkembangan kepribadian anak. Keluarga sangat berperan dalam menanamkan disiplin, nilai, norma, kebiasaan, dasar. 

Fungsi keluarga sebagai sarana pewarisan budaya dapat berkurang.Hal itu terjadi apabila hubungan orag tua dan anak tidak lagi mendalam karena berbagai tuntutan dan kebutuhan hidup.

Peranan keluarga dalam pembinaan kepribadian anak menjadi mundur. Tugas keluarga memberikan dasar menjadi sangat dangkal. Akibatnya,perkembangan kepribadian anak cenderung lebih terpengaruhi oleh hal-hal yang berasal dari luar keluarga,yang biasa cenderung ke hal-hal negatif. 

b. Masyarakat 

Setelah melalui lingkungan keluarga,seorang individu akan melanjutkan tahapan sosialisasi melalui lingkungan masyarakat sekitarnya. Tentu saja sosialisasi itu bermula dari lingkungan masyarakat sekitarnya yang paling kecil, berlanjut sampai kepada lingkungan yang paling besar. 

Lingkungan masyarakat yang paling kecil di mulai dari lingkungan teman sepermainan. Seorang anak akan mengenal bukan hanya teman-teman sepermainannya, tetapi ia pun akan bersosialisasi untuk mengenal aturan-aturan main. 

Dia akan mempelajari berbagai sistem permainan serta belajar dan berlatih untuk menjadi pemain yang disegani teman-temannya. Dalam kesempatan semacam ini, ia akan mulai mempelajari berbagai sistem nilai dan norma permainan. 

Norma itu antara lain mana yang baik yang menjadi acuan permainan,mana pula yang buruk atau curang sehingga harus dihindarikan. 

Setelah agak dewasa, seorang anak akan mengenal lingkungan masyarakat yang lebih luas. Mulai dari lingkungan RT, RW, Keluruhan, sampai dengan lingkungan kotanya. Pada kesempatan ini, seorang anak akan dapat mengenal berbagai sistem nilai dan norma kemasyarakatan yang lebih luas. 

Ia akan mengenal berbagai sikap kepribadian yang menjadi karakteristik suku bangsanya,bahkan karakteristik bangsanya. 

Terjadi melalui proses sosialisasi, dimana anggota masyarakat belajar tentang adat, nilai, dan norma yang berlaku. Salah satu bentuk yang paling penting yaitu lingkungan teman sepermainan. Contoh: Bicara sopan pada orang yang lebih tua, dilarang meludah sembarangan.

c. Lembaga Adat Masyarakat 

Tiap orang terikat pada aturan adat yang dimiliki oleh lembaga adat apabila dilanggar akan mendapatkan sanksi sosial. Lembaga adat sebagai tempat pewarisan kebudayaan mengajarkan betapa pentingnya menjaga kelestarian adat, agar generasi muda tidak melupakan begitu saja. 

Peran lembaga adat dalam pewarisan budaya adalah mensosialisasikan norma dan adat yang berlaku dalam masyarakat. Contoh : Kampung Naga di Tasikmalaya merupakan suatu kampung yang mewarisi budaya leluhur melalui lembaga adat. 

d. Lembaga Agama 

Sebagai sumber utama nilai dan norma. Lembaga agama memberikan legitimasi adikodrati terhadap nilai dan norma yang berlaku. Misalnya : Pondok pesantren seorang santri diwajibkan mengamalkan perbuatan-perbuatan baik. 

2. Sarana Pewarisan Budaya Pada Masyarakat Secara Modern 

a. Organisasi Sosial atau Kelompok Sosial

Organisasi sosial yang dimaksud dalam bahasan ini adalah pengelompokan orang-orang yang disebut oleh C.H. Cooley sebagai secondary group (kelompok sekunder). Kelompok sosial ini dibentuk secara terorganisir untuk mencapai kepentingan tertentu. 

Organisasi social atau kelompok social ini meliputi : 

1) Bidang Pendidikan 

Sekolah merupakan sarana pewarisan budaya yang paling mendasar setelah pendidikan keluarga. Dalam proses pewarisan budaya melalui lembaga sekolah ini memiliki berfungsi : 

  • Memperkenalkan, memelihara, dan mengembangkan unsur-unsur budaya. 
  • Mengembangkan kekuatan penalaran. 
  • Memperkuat kepribadian dan budi pekerti. 
  • Menumbuhkembangkan semangat kebangsaan. 

2) Bidang Perekonomian 

Secara garis besar, sarana pewarisan budaya dalam bidang ekonomi dikategorikan dalam tiga bidang kegiatan ekonomi yaitu : 

  • Bidang Produksi yaitu usaha-usaha untuk menghasilkan kebutuhan-kebutuhan ekonomi melalui usaha pertanian, perikanan, peternakan, dan perindustrian. 
  • Bidang Konsumsi yaitu usaha-usaha yang langsung dinikmati masyarakat sebagai konsumen, terutama kebutuhan sandang, pangan dan papan. 
  • Bidang Distribusi yaitu usaha untuk menyebarluaskan hasil-hasil produksii melalui distribusi perdagangan atau perniagaan.

b. Sekolah / Pendidikan 

Di Sekolah terdapat suatu pembelajaran secara sistematis terhadap individu. Dalam pewarisan budaya, sekolah memiliki fungsi sebagai berikut : 

  • Memperkenalkan, memelihara dan mengembangkan unsure-unsur budaya 
  • Mengembangkan kekuatan penalaran 
  • Memperkuat kepribadian dan budi pekerti 
  • Menumbuhkembangkan semangat kebangsaan 
  • Menumbuhkan manusia pembangunan 

c. Media Massa 

Sarana pewarisan budaya yang sangat penting peranannya dalam masyarakat modern adalah media massa, baik yang bersifat media visual maupun media cetak. 

Media massa berfungsi efektif dalam proses pembudayaan unsur-unsur sistem sosial-budaya yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat, melalui media masa, setiap individu dapat memperoleh informasi dan pengetahuan. 

Melalui media masa juga, cakrawala berpikir masyarakat dapat dikembangkan dan diperluas dalam suatu proses pewarisan budaya. Media masa mencakup media cetak maupun elektronik. contohnya : buku, koran, majalah, tabloid, televisi, radio, serta internet. 

d. Bidang Politik 

Dalam hal ini, pewarisan budaya dilakukan melalui lembaga pemerintahan. Lembaga ini, berada pada tiap-tiap tingkat kehidupan masyarakat. 

Ada pemerintah pusat dan daerah yang meliputi kelurahan, rukun warga, rukun tetangga, dan lain-lain. Peran warga dalam bidang politik disalurkan melalui kelembagaan partai-partai politik. 

Fungsi lembaga politik mengawasi, menyusun, menerapkan hukum-hukum negara dan menyelenggarakan serta mengawasi perundang-undangan untuk menyelenggarakan sistem pemerintahan yang demokratis. 

Kesadaran berbangsa dan bernegara akan tumbuh dalam bentuk patriotisme, bela negara, dan cinta tanah air. 

e. Peranan Lembaga Kebudayaan 

Ada 5 (lima) lembaga kebudayaan manusia yang sangat berperan dalam pewarisan budaya dari generasi ke generasi. Kelima lembaga kebudayaan itu adalah lembaga keluarga, lembaga pendidikan, lembaga agama, lembaga ekonomi dan lembaga pemerintahan. 

Lembaga kebudayaan yang sangat berperan dalam pewarisan kebudayaan dalam masyarakat tradisional adalah keluarga. 

Pada masyarakat tradisional, orang tua, anak dan anggota keluarga lainnya sering menghabiskan waktu bersama-sama, bersenda gurau dan saling bertukar cerita. Orang tua sering menceritakan dongeng, mitos dan legenda sebagai penghantar tidur anak-anaknya. 

Lembaga kebudayaan yang sangat berperan dalam pewarisan budaya dalam masyarakat modern selain keluarga adalah lembaga pendidikan, lembaga agama, lembaga ekonomi dan lembaga pemerintahan. 

Pada masyarakat modern, anggota keluarga sudah banyak menghabiskan waktunya di luar rumah, orang tua asyik dengan pekerjaan dan anak lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah, mulai dari sekolah, tempat bermain dan tempat berlatih dan berolah raga. 

Fakta ini menunjukkan bahwa lembaga pendidikan seperti sekolah merupakan lembaga yang sangat penting dan utama dalam proses pewarisan budaya dalam masyarakat modern.

Posting Komentar untuk "Pengertian, Proses dan Sarana Pewarisan Kebudayaan"