Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pencegahan Penyakit Pada Lansia (Lanjut Usia)

Manusia tidak pernah lepas dari hukum alam, salah satunya yaitu proses penuaan. Proses penuaan (aging process) adalah sesuatu yang normal, sedangkan penyakit adalah hal abnormal karena disebabkan oleh gejala yang datang dari luar.

Semakin tua usia manusia, semakin mudah terserang penyakit karena sel-sel yang ada di dalam tubuh juga mengalami penuaan. Ada dua faktor yang menyebabkan penyakit pada proses penuaan yaitu faktor genetis (keturunan) dan faktor dari lingkungan.

Kita pasti ingin menikmati umur yang panjang dalam keadaan sehat dan sejahtera. Namun, kita tidak bisa menghindari proses penuaan itu sendiri. Semahal apapun dan sebagus apapun cream anti aging tetap saja tidak bisa menutupi keriput yang semakin terlihat ketika memasuki masa lanjut usia.  

Berbagai penyakit mulai menyerang karena sel-sel tubuh dan fisik yang semakin melemah. Fungsi otak semakin menurun sehingga menyebabkan gangguan demensia. Atau disertai perubahan-perubahan lainnya yang terjadi pada masa lansia.

Sebelum masuk ke pembahasan tulisan kali ini, saya juga menyarankan kalian untuk membaca artikel sebelumnya mengenai perubahan-perubahan yang terjadi pada masa lansia serta gangguan perilaku wandering pada penderita demensia.
pencegahan penyakit pada lansia
Back to topic, agar dapat menanggulangi atau meminimalisir penyakit pada lansia perlu dilakukan beberapa upaya. 

Penanggulangan gejala-gejala penyakit pada lansia sebaiknya dilakukan sedini mungkin dengan tindakan pencegahan karena  penyakit pada usia lanjut itu dapat dicegah atau lebih tepatnya dapat diperlambat.

Upaya pencegahan penyakit tidak hanya berlaku untuk lansia, melainkan berlaku untuk semua orang. Kita sudah mengenal istilah "mencegah lebih baik daripada mengobati". Artinya, dengan menjaga kesehatan maka dapat mencegah penyakit yang menyerang kepada kita. 

Meskipun tidak semua penyakit bisa dicegah pada lansia, setidaknya kita berusaha mengurangi dampak dari penyakit tersebut melalui berbagai upaya berikut ini.

Pengelolaan Makanan

Makanan merupakan hal paling dasar dalam mencegah semua jenis penyakit. Makanan harus diatur sedemikian rupa sehingga mencukupi kebutuhan gizi. 

Makanan yang di konsumsi harus mengandung semua zat gizi yang diperlukan oleh tubuh seperti mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Zat gizi tersebut harus dikonsumsi secara seimbang, jangan sampai berlebihan.

Setiap orang membutuhkan kandungan gizi yang berbeda-beda karena dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tahap perkembangan, usia, berat badan, jenis kelamin dan aktivitas yang dilakukan.

Tubuh orang dewasa rata-rata tersusun dari 63% air, 17% protein, 13% lemak, 6% mineral, dan 1% karbohidrat serta vitamin. Apabila kebutuhan gizi seseorang tidak terpenuhi dalam jangka waktu yang cukup lama, maka orang tersebut akan menderita kekurangan gizi. Apalagi pada lansia yang kondisi fisiknya mulai melemah, tentu masalah gizi akan jadi faktor penting.

Sebagian besar tubuh manusia telah mengakhiri pertumbuhannya pada usia dewasa awal sehingga ukuran tubuh dan jaringan harus dipelihara, sel-sel yang mati harus diganti agar ketika memasuki usia lanjut kondisi tubuh tetap sehat.

Gizi yang lengkap dan seimbang akan sangat membantu lansia untuk tetap hidup sehat, badan tetap kuat dan bugar. 

Pada dasarnya kebutuhan akan zat gizi pada lansia masih sama seperti manusia dewasa yang masih muda, hanya saja jumlah dan komposisinya yang berbeda. Misalnya, konsumsi zat energi(karbohidrat) dan lemak sebaiknya dikurangi dan disesuaikan dengan aktivitas yang semakin berkurang.

Sebab jika terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat akan menambah berat badan dan tubuh menjadi lebih gemuk. Dampaknya, lansia akan mengalami penyempitan pembuluh nadi/jantung, kolesterol, darah tinggi, dan lain-lain.

Maka dari itu, konsumsi makanan dengan kandungan protein, vitamin, dan mineral perlu di tingkatkan, baik dari segi jumlah maupun mutunya. Sayuran dan buah-buahan sebaiknya di konsumsi dalam jumlah yang cukup secara teratur dan bervariasi.

Selain sebagai sumber vitamin dan mineral, sayuran dan buah-buahan juga sebagai sumber serat yang baik sehingga sangat diperlukan mengingat para lansia biasanya sering mengalami kesulitan dalam buang air besar (defecatio). Apabila kebutuhan serat terpenuhi, maka kesulitan buang air besar dapat diatasi.

Makanan yang diberikan kepada lansia harus mudah dikunyah dan dicerna karena biasanya gigi mereka yang mulai rusak. Contoh makanan yang lunak dan mudah dikunyah adalah buah-buahan, sayuran, sari buah, daging yang digiling, susu, telur, ikan, dan sebagainya.

Untuk melunakkan makanan, gunakanlah alat-alat yang sudah banyak saat ini seperti pencacah daging, crusher grinder, blender, serta alat-alat lainnya.

Gerak Tubuh/Olahraga

Olahraga dapat memperlambat proses penuaan. Oleh sebab itu, olahraga merupakan sesuatu yang sangat penting untuk mencapai kesejahteraan pada lansia. Olahraga memang harus dilakukan oleh para lansia, tetapi intensitasnya harus dikurangi.

Semua jenis olahraga itu baik. Apalagi ketika masih muda, maka berolahragalah sesuai dengan minat atau hobi masing-masing. Akan tetapi, jika umur sudah mulai meningkat, apalagi pada lansia maka harus bisa memilih macam-macam olahraga yang tepat.

Berikut ini macam-macam olahraga yang dapat dilakukan antara lain.

1. Lari

Lari merupakan olahraga yang paling efektif dan efisien serta paling menguntungkan dalam meningkatkan kebugaran jasmani. 

Berlari selama 1 jam dengan kecepatan kurang lebih 15 km/jam, maka kalori yang terbakar kurang lebih 900 kalori. Sedangkan, bagi para pelari lansia dengan kecepatan 1,6 km/jam dalam waktu 12 menit saja dapat terbakar 450 kalori.

Olahraga lari juga menguntungkan semua otot dalam tubuh, lengan menjadi kencang, dan mampu mengecilkan perut. Keuntungan yang paling besar adalah pada jantung dan peredaran darah.

Berdasarkan hal-hal diatas, maka olahraga lari merupakan olahraga yang paling efisien untuk mendapatkan kebugaran jasmani yang baik. Lagipula, olahraga lari cukup mudah dan relatif mudah untuk dilakukan.

Olahraga lari juga tidak memerlukan bakat-bakat tertentu dan peralatan-peralatan khusus , kecuali sepatu untuk lari. Selain itu, lari juga dapat dilakukan dimana-mana, baik itu sendirian maupun bersama-sama. Lari merupakan olahraga yang dapat dilanjutkan sampai usia tua.

Namun, ketika mengadakan latihan olahraga lari maka perlu memperhatikan hal-hal berikut ini.
  • Berlatih di tempat yang tidak keras, misalnya dalam rumput.
  • Jangan berlatih di tempat yang terlalu sempit, misalnya di dalam lapangan bola basket karena mudah menyebabkan cedera.
  • Pakailah sepatu yang bener-benar cocok ukurannya.
  • Latihan dapat berpindah-pindah rute, agar tidak terjadi kebosanan.

2. Berenang

Berenang hampir sama baiknya dengan olahraga lari, hanya saja memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai hasil seperti lari. Ketika akan berenang, harus diperhatikan pada lansia yang memiliki gangguan kardio-vaskuler (jantung-pembuluh darah). Sebaiknya tidak melakukan olahraga renang karena jika ada serangan, bisa langsung tenggelam di dalam air.

Olahraga renang juga sangat mudah dilakukan serta tidak perlu dilakukan setiap hari. Misalnya, cukup jadwalkan renang selama satu minggu sekali saja asalkan rutin.

3. Jalan kaki atau jalan cepat

Jalan kaki merupakan olahraga yang paling mudah dan murah. Hanya memerlukan sepasang sepatu saja, olahraga ini sudah dapat dilakukan oleh semua orang.

Bagi mereka yang tingkat kebugaran jasmaninya rendah karena jarang melakukan olahraga apapun, maka jalan kaki merupakan tahap pertama untuk memulai latihan olahraga sebelum memulai latihan yang lebih berat seperti lari.

Bagi yang usianya lebih dari 40 tahun, sebelum menjalankan olahraga lari sebaiknya minggu-minggu pertama menjalankan latihan jalan kaki terlebih dahulu, baru kemudian latihan lari.

Jalan kaki merupakan olahraga yang sangat baik, apalagi kalau dikerjakan secara teratur dan dikombinasikan dengan gerakan-gerakan senam. Latihan jalan kaki juga sangat baik untuk menurunkan berat badan. Lemak yang terbakar waktu jalan kaki yaitu kurang lebih 60 kalori setiap kilometer.

Kesimpulan

Pencegahan penyakit pada lansia dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pengelolaan makan dan olahraga. Pengelolaan makanan yang baik dengan gizi seimbang akan senantiasa menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Selain itu, olahraga juga dapat meningkatkan kebugaran jasmani setiap orang. Olahraga yang paling sederhana untuk dilakukan misalnya lari, berenang, serta jalan kaki. Olahraga sebaiknya dilakukan secara rutin.

Ingat, 

Mencegah lebih baik daripada mengobati

Sekian tulisan saya kali ini, semoga bermanfaat. 

Salam sejahtera.

Posting Komentar untuk "Pencegahan Penyakit Pada Lansia (Lanjut Usia)"