Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Prinsip Memilih Pasangan Hidup dan Persiapan Pernikahan

Setiap hal yang ada di muka bumi ini memiliki pasangannya masing-masing. Ada siang dan malam, baik dan buruk, tinggi dan pendek, dan sebagainya. Begitupun manusia yang memiliki pasangan untuk hidup sebagai sebuah keluarga.

Kita semua tahu bahwa jodoh sudah diatur oleh Tuhan Yang Maha Esa. Namun tetap saja dalam memilih pasangan hidup harus ada dasar, pertimbangan-pertimbangan dan juga prinsip yang baik agar tidak salah dalam memilih.
prinsip memilih pasangan hidup dan persiapan pernikahan
Pada artikel ini saya akan membahas mengenai dasar-dasar dalam memilih pasangan hidup. Banyak sekali hal yang dapat dijadikan dasar bagi kita dalam memilih pasangan misalnya atas dasar agama, kelas sosial, pendidikan maupun nilai-nilai pribadi. 

Selain itu, saya juga akan membahas mengenai persiapan pernikahan karena meski sudah memantapkan diri dalam memilih pasangan tentu ada hal-hal yang harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke jenjang yang lebih jauh yaitu pernikahan dan mengarungi bahtera rumah tangga.

Pemilihan pasangan hidup sebagai pendidikan pra atau persiapan pernikahan penting untuk dipelajari terutama oleh pemuda pemudi sebagai calon pembina keluarga.

Dalam memilih pasangan banyak hal serta prinsip yang harus dipikirkan sebelum seorang pria dan wanita menentukan untuk memilih pasangan hidupnya yang akan diakhiri oleh suatu perkawinan/pernikahan. Tujuan memilih pasangan hidup ini yaitu untuk membentuk keluarga yang sejahtera.

Dasar-dasar Pemilihan Pasangan   

1. Nilai-nilai pribadi. 

Pemilihan pasangan harus sesuai dengan selera masing-masing. Jelas, karena setiap orang pasti memiliki kriteria tersendiri dalam menentukan pasangan hidupnya. Meskipun saat ini, masih terdapat beberapa adat dan budaya yang menjodohkan putra dan putrinya, tetapi jika yang dijodohkan sesuai selera masing-masing menurut saya tidak menjadi masalah.

Lalu bagaimana jika dijodohkan tetapi tidak sesuai dengan selera? Solusinya cobalah untuk mendiskusikan lagi dengan orangtua karena pemilihan pasangan hidup akan menentukan masa depan rumah tangga nantinya. Selain itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dalam rumah tangga tersebut.

2. Nilai-nilai Agama

Pemilihan pasangan harus memiliki prinsip, untuk memilih pasangan yang memiliki keyakinan yang sama. Hampir semua agama mengajarkan hal yang sama kepada setiap ummatnya bahwa dalam memilih pasangan harus memiliki agama yang sama dengan mereka. 

Kalaupun ada pasangan yang berbeda keyakinan, ketika akan menikah biasanya harus ada salah satu yang mengalah dan berpindah agama. Ini sangat tidak dianjurkan sekali karena ini berarti pasangan tersebut tidak mengindahkan ajaran agamanya yang menganjurkan untuk menikah sesama agamanya.

Bahkan di Indonesia pun pernikahan antar pemeluk agama tidak mendapat dukungan secara hukum. Undang-undang Perkawinan tahun 1974 menjelaskan pernikahan dianggap sah jika dilakukan sesuai hukum yang berlaku di setiap agama dan kepercayaannya. Negara tidak mengenal pernikahan beda agama atau diluar hukum agama tersebut.

3. Nilai-nilai Sosial Masyarakat

Pemilihan pasangan harus disesuaikan dengan norma-norma masyarakat yang berlaku.  Hal ini bisa kita lihat dari pernikahan sesama suku/etnis, biasanya kemungkinan memilih pasangan yang memiliki suku yang sama jauh lebih besar dibandingkan dengan memilih pasangan dari suku yang berbeda. 

Misalnya suku sunda cenderung memilih pasangan yang berasal dari suku sunda juga karena memiliki kesamaan etnis/suku.

Ini tidak mutlak karena tidak semua memiliki pemikirian yang sama. Bisa saja memilih pasangan yang berbeda suku/etnisnya. Tetapi dasar yang digunakan dalam memilih pasangannya bukan etnis melainkan lingkungan geografis dimana seseorang tinggal. 

Misal seseorang yang berasal dari  suku sunda tinggal di Medan yang notabene penduduknya adalah suku batak kemudian memilih pasangan yang berasal dari kota tersebut. Itu bukan suku/etnis yang dijadikan dasarnya melainkan lingkungan geografis dimana seseorang itu tinggal.

Prinsip Pemilihan Pasangan

  1.  Prinsip Propinquity artinya rasa terdekat. Seseorang akan berusaha mencari pasangan dengan siapa yang paling dekat dengannya. Logika saja, tidak mungki seseorang memilih pasang yang berjauhan dengannya baik itu jauh secara geografis, fisik, maupun hal-hal lainnya.
  2. Prinsip Parental Image artinya pencerminan keluarga. Seseorang cenderung memilih pasangan untuk menikah apabila memiliki kemiripan dengan ayah atau ibunya.
  3. Prinsip Personality Needs. Seseorang akan mencari pasangan yang sekiranya menolong mengembangkan kepribadiannya. 
  4. Prinsip Conceptional of Ideal Type. Artinya seseorang akan memilih pasangan yang sesuai dengan konsep tipe ideal menurutnya yaitu pasangan yang dicita-citakan. Kriteria ideal menurut sebagian besar orang misalnya harus memiliki bentuk badan yang bagus, pendidikannya harus tinggi, kedudukan ekonominya harus kuat, dan juga latar belakang sosialnya harus baik.
  5. Similiarity of Quality yaitu kesamaan dari nilai-nilai. Artinya, seseorang akan memilih pasangan yang memiliki karakteristik yang sama dengannya. Kesamaan karakteristik ini merupakan hal yang penting dalam pemilihan pasangan.

 Persiapan Pernikahan

Setelah mantap memilih pasangan, sebelum memasuki tahap berikutnya yaitu pernikahan. Kita harus mengetahui terlebih dahulu hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum pernikahan. Berikut ini beberapa persiapan yang perlu dilakukan oleh setiap calon pasangan.
  1. Kesiapan Fisik/Sehat Fisik. Sebelum pernikahan berlangsung alangkah lebih baik mengetahui terlebih dahulu terkait dengan kesehatan reproduksi dan masalahnya, penyakit keturunan, dan kemandulan.Sebaiknya periksa diri dulu ke dokter sebelum menikah.
  2. Kesiapan Finansial. Kesiapan dalam aspek keuangan keluarga yang harus direncanakan dengan matang. Ini menjadi tugas penting bagi pria yang akan menjadi kepala keluarga. Sebelum menikah, ada dua jenis biaya yang harus dipersiapkan yaitu biaya resepsi mencakup mahar, akad dan sebagainya serta biaya pasca pernikahan yaitu untuk tata laksana rumah tangga dan juga menafkahi istri. 
  3. Apabila masing-masing sudah merasa sesuai, perlu menerima kesiapan segalanya dari pasangan tersebut termasuk kebiasaanya karena kebiasaan sebelum dan setelah menikah tentu akan berbeda. Setelah menikah, seseorang biasanya menunjukkan sifat aslinya masing-masing di dalam rumah. Hendaknya jangan mencoba berpikir mengubah kebiasaan pasangannya masing-masing, tetapi berusahalah untuk saling mendidik dan menyempurnakan diri.
  4. Di Indonesia, perkawinan bukan hanya interaksi dua manusia, tetapi menyangkut dua keluarga besar. Jadi, setiap pasangan harus siap menerima keadaan keluarga masing-masing dengan segala permasalahannya.

Posting Komentar untuk "Prinsip Memilih Pasangan Hidup dan Persiapan Pernikahan"