Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jenis-jenis Tes Objektif Dalam Evaluasi Pembelajaran

dzikrikhasnudin.com - Tes objektif dibedakan menjadi beberapa tipe. Mengenai pembagian daripada jenis-jenis tes objektif ini ada beberapa pendapat. Salah satu pendapat dari Witherington yang menyatakan sebagai berikut : “There are many varieties of there new type tests, but four kinds are in most common use, true false, multiple choice, completion, matching’ (Witherington, 1952 :329).
Jenis-jenis Tes Objektif


True-False (Benar-Salah)

True-false adalah suatu bentuk tes yang item-itemnya berupa statemen-statemen. Sebagian dari statemen-statemen itu merupakan statemen yang benar sebahagian lagi merupakan statemen yang salah. 

Peserta didik supaya memilih mana statemen yang benar dan mana statemen yang salah. Pada nomor jawaban, statemen yang benar supaya diisi huruf B (Benar) atau Y (Ya) atau tanda-tanda lain yang disediakan untuk itu. 

Pada nomor jawaban yang salah supaya diisi huruf S (Salah) atau T (Tidak), atau tanda-tanda lain yang disediakan untuk itu. Ada beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan dalam menyusun item-item true-false,  antara lain adalah sebagai berikut:

  1. Janganlah mempergunakan statemen yang dobel. Tiap true-false hendaknya mengemukakan satu konsep. Mempergunakan dua konsep dalam satu statemen dapat membingungkan peserta didik.
  2. Janganlah mempergunakan kalimat-kalimat yang terlalu panjang yang dapat membingungkan peserta didik.
  3. Jangan mempergunakan statemen-statemen yang langsung diambil dari buku. Penggunaan statemen-statemen yang langsung diambil dari buku mengandung kecenderungan bahwa peserta didik akan menghafal secara verbalis.
  4. Hindarilah penggunaan negatif rangkap (double negatif)

Multiple Choice (Pilihan Ganda)

Item Multiple Choice adalah suatu item yang terdiri dari suatu statemen yang  belum lengkap. Untuk melengkapi statemen tersebut disediakan beberapa statemen sambungan. Satu di antaranya adalah merupakan sambungan yang benar, sedang yang lain adalah sambungan yang tidak benar. 

Peserta didik disuruh memilih sambungan yang benar untuk statemen yang belum lengkap itu. Nomor sambungan yang benar pada lembar jawaban supaya diisi dengan tanda silang, tanda lingkaran atau tanda-tanda lain yang sesuai dengan petunjuk tes bersangkutan.

Item multiple choice ini dapat pula berupa suatu pertanyaan yang telah disediakan beberapa buah jawaban dimana hanya satu jawaban yang disediakan itu merupakan jawaban yang benar. Pertanyaan atau statemen yang belum lengkap dalam item multiple choice disebut stem. 

Alternatif pilihan yang disediakan disebut option. Jawaban-jawaban atau statemen sambungan yang tidak  benar disebut pengecoh (distraktor).

Ada beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan dalam menyusun item multiple choice, antara lain adalah :

  1. Tiap-tiap item hendaknya terdiri dari satu pokok problem.
  2. Panjang masing-masing option hendaknya masing-masing sama. Jangan ada kecenderungan bahwa option  yang benar selalu lebih panjang daripengecoh atau sebaliknya.
  3. Semua option hendaknya mempunyai hubungan gramatika yang benar dan relevan dengan stem. Checklah setiap item dengan membaca item yang langsung dihubungkan dengan setiap optionnya secara teliti.
  4. Sedapat mungkin buatlah option yang sesingkat singkatnya. Keterangan-keterangan yang panjang lebih baik diletakkan pada stem. Hal ini akan lebih menghemat ruang dan waktu, serta akan menjadi lebih jelas problemnya.

Matching (Menjodohkan)

Matching adalah suatu bentuk tes yang terdiri dari dua kolom yang paralel dimana masing-masing kolom berisi uraian-uraian, keterangan-keterangan atau statemen. 

Peserta didik diminta untuk menjodohkan masing-masing keterangan yang berada pada kolom sebelah kiri dengan keterangan –keterangan yang berbeda pada kolom sebelah kanan. Matching item, pada dasarnya hampir sama dengan multiple chioce. 

Perbedaannya ialah kalau multiple choice terdiri dari satu problem atau stem dengan beberapa  option, maka dalam matching item ini beberapa problem atau stem disajikan sekaligus dengan sejumlah option, dimana masing-masing option dapat dipergunakan sebagai pasangan daripada tiap-tiap item. 

Biasanya problem atau stemnya disimpan pada kolom sebelah kiri dengan jawabannya atau optionnya disimpan pada kolom sebelah kanan. Masing-masing pasangan diberikan nilai secara terpisah, tetapi kenyataannya pasangan-pasangan itu saling bergantung, sebab kesalahan dalam menjodohkan satu pasangan dapat mengakibatkan kesalahan dalam menjodohkan pasangan yang lain.

Dalam bentuk matching yang sederhana jumlah option pada kolom sebelah kanan dibuat sama dengan jumlah problem yang ada pada kolom sebelah kiri, tetapi yang lebih sering digunakan ialah menyediakan jawaban yang lebih banyak daripada problemnya. Cara ini dilakukan untuk mengurangi adanya jawaban yang benar terjadi secara kebetulan.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan item-item matching, yaitu :

  1. Problem  -  problem    yang   dikemukakan     dalam  item matching hendaknya terdiri dari problem yang sejenis. Nama dengan nama, tempat dengan tempat, waktu dengan waktu dan serbagainya.
  2. Letakkanlah item-itemnya pada kolom sebelah kiri dan berilah nomor urut. Optionnya diletakkan pada kolom sebelah kanan dan diberi tanda dengan urutan abjad.
  3. Susunlah item-itemnya dengan optionnya secara sistematis. Apabila terdiri dari angka-angka, maka susunlah mulai dari angka terbesar. Apabila terdiri dari nama-nama susunlah menurut abjad.
  4. Janganlah membuat pasangan yang telalu banyak dalam sebuah item. Menurut Remmers “The number of response alternatives should seldom be greater than ten (Remmers, 1960 : 241). Adalah lebih baik dua matching yang pendek daripada sebuah matching yang panjang. Matching yang panjang terlalu banyak menghabiskan waktu untuk menemukan pasangan yang benar. Untuk memudahkan pemberian skor matching biasanya terdiri dari 3 problem dengan lima option.
  5. Jangan menulis sebuah item matching yang bersambung ke halaman berikutnya. Hal ini bisa membingungkan peserta didik.

Completion (Melengkapi)

Item completion terdiri dari suatu statemen atau kalimat yang belum sempurna, dimana peserta didik diminta  melengkapi statemen atau kalimat tersebut dengan satu atau beberapa kata pada titik-titik yang disediakan. 

Item completion dapat pula berbentuk pertanyaan langsung. Berbeda dengan bentuk-bentuk item yang dibicarakan sebelumnya, dimana dalam bentuk-bentuk tersebut tinggal memilih alternatif yang telah disediakan, maka dalam item completion ini peserta didik harus menulis sendiri jawaban yang diminta. 

Oleh karena itu waktu yang diperlukan untuk mengerjakan item completion akan lebih banyak daripada waktu yang diperlukan untuk mengerjakan bentuk-bentuk item yang lain.

Ada beberapa saran yang dapat dikemukakan dalan menyusun item completion :
  1. Janganlah mempergunakan statemen yang langsung diambil dari buku.
  2. Statemen yang dikemukakan hendaknya hanya mengandung satu kemungkinan jawaban yang dapat diterima.
  3. Titik-titik yang disediakan hendaknya sama panjang. Apabila panjangnya titik-titik yang disediakan tidak sama, peserta didik seolah-olah diberi petunjuk tentang panjangnya jawaban yang diminta. Titik-titik yang disediakan pada semua item harus cukup panjang untuk bisa menuliskan jawaban yang terpanjang dalam tes tersebut.

Posting Komentar untuk "Jenis-jenis Tes Objektif Dalam Evaluasi Pembelajaran"