Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Konsep Dasar Dinamika Masyarakat dan Budaya

Kebudayaan merupakan seluruh cara hidup manusia. Manusia mempunyai salah satu sifat yang paling mendasar yaitu berubah atau melakukan perubahan. Perubahan tersebut tentu mempengaruhi cara–cara hidup manusia beserta masyarakat sekitarnya sehingga terjadilah perubahan kebudayaan atau yang disebut dengan dinamika kebudayaan. 

Dinamika kebudayaan merupakan suatu hal yang unik dan menjadi perhatian para ahli antropologi. Para ahlipun banyak meneliti hingga terlahirlah konsep– Konsep dinamika kebudayaan yang akan dibahas disini.

Dinamika berati interaksi atau interdependensi antara masyarakat satu dengan yang lain, sedangkan masyarakat adalah kumpulan individu yang saling berinteraksi dan bersosialisasi serta mempunyai tujuan bersama.

Maka Dinamika Masyarakat merupakan suatu kehidupan masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih individu dalam suatu wilayah yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara masyarakat yang satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami.
dinamika masyarakat dan budaya


Konsep-konsep Dinamika Masyarakat dan Budaya

Untuk menganalisa secara ilmiah tentang gejala-gejala dalam dinamika masyarakat dan budaya sebagai proses-proses yang sedang berjalan atau bergeser diperlukan beberapa konsep. 

Konsep yang kita butuhkan apabila kita ingin menganalisa proses-proses pergeseran masyarakat dan kebudayaan, termasuk lapangan penelitian ilmu antropologi dan sosiologi yang disebut dinamik social (social dynamics). 

Diantara konsep-konsep yang terpenting ada yang mengenai proses belajar kebudayaan oleh warga masyarakat yang bersangkutan, meliputi (Koentjaraningrat. 2009).:

1. Internalisasi (Internalization)

Proses belajar kebudayaan sendiri disebut proses internalisasi. Manusia mempunyai bakat tersendiri dalam gennya untuk mengembangkan berbagai macam perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi kepribadiannya. 

Tetapi wujud dari kepribadiannya itu sangat dipengaruhi oleh berbagai macam pengaruh yang ada di sekitar alam dan lingkungan sosial dan budayanya. 

Maka proses internalisasi yang dimaksud adalah proses panjang sejak seorang individu dilahirkan sampai ia meninggal, dimana ia belajar menanamkan dalam kepribadiannya segala hasrat, perasaan, nafsu, serta emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya.

Contoh: Perasaan pertama yang dirasakan kepribadian seorang bayi pada saat ia dilahirkan keluar dari kandungan ibunya adalah perasaan kurang nyaman. Ketika sudah keluar dari kandungan ibu dibungkus dengan selimut diberi kesempatan untuk menyusui, maka rasa kenyamanan dan rasa sayang dari seorang ibu akan dialaminya.

2. Sosialisasi (Socialization)

Proses sosialisasi. Proses ini bersangkutan dengan proses belajar kebudayaan dalam hubungan dengan sistem sosial. 

Dalam proses itu seorang individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu di sekililingnya yang menduduki beraneka macam peranan sosial yang mungkin ada dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh: pola pengasuhan anak. Anak dari kecil diajari bagaimana cara mengosok gigi, mandi, makan, mengucapkan sesuatu yang semua disesuaikan dengan nilai dan norma masyarakat setempat.

3. Enkulturasi (Enculturation)

Proses Enkulturasi. Dalam proses ini seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat-istiadat, sistem norma, serta peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. 

Kata enkulturasi dalam bahasa Indonesia juga berarti “pembudayaan”. Seorang individu dalam hidupnya juga sering meniru dan membudayakan berbagai macam tindakan setelah perasaan dan nilai budaya yang memberi motivasi akan tindakan meniru itu telah diinternalisasi dalam kepribadiannya.

Contoh : Dalam proses itu seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat,sistem norma,dan peraturan-peraturan.Sejak kecil ekulturasi itu sudah dimulai dalam alam pikiran warga suatu masyarakat. 

Mula-mula dari orang di lingkungan keluarga, kemudian dari teman-temannya bermain. Seringkali meniru berbagai macam tindakan meniru itu dan diinternalisasi dalam kepribadiannya. 

Dengan berkali-kali meniru maka tindakannya menjadi suatu pola dan norma yang mengatur tindakannya dibudayakan.

4. Evolusi Kebudayaan (Cultural Evolution).

Proses evolusi Sosial yang mengamati perkembangan kebudayaan manusia dari bentuk yang sederhana hingga bentuk yang semakin lama semakin kompleks. Proses ini mengenai suatu aktivitas dalam sebuah lingkungan atau suatu adat dimana aktivitas yang dilakukan terus berulang. Dan aktivitas yang dimaksud biasanya aktivitas yang menyimpang atau diluar kehendak prilaku. 

Namun pada suatu ketika dan sering terjadi aktivitas tersebut selalu berulang (recurent) dalam kehidupan sehari-hari disetiap masyarakat. Sampai akhirnya masyarakat tidak bisa mempertahankan adatnya lagi, karena terbiasa dengan penyimpangan-penyimpangan tersebut. 

Maka masyarakat terpaksa memberi konsesinya dan adat serta aturan diubah sesuai dengan keperluan baru dari individu-individu didalam masyarakat. Proses Mengarah dalam Evolusi Kebudayaan. 

Dengan mengambil jangka waktu yang panjang maka akan terlihat perubahan-perubahan besar yang seolah bersifat menentukan arah (directional) dari sejarah perkembangan masyarakat dan kebudayaan yang bersangkutan.

Contoh : Adat Minangkabau mewajibkan bahwa seorang laki-laki harus mewariskan harta miliknya kepada kemenakannya yaitu anak dari saudara perempuannya. Namun begitu banyak masyarakat Minangkabau, setelah menikah meratau keluar dari Minangkabau, maka terjadi perubahan. Dimana seorang laki-laki membentuk keluarga inti, maka harta warisan akan jatuh ke anaknya sendiri.

5. Difusi (Diffusion)

Proses difusi yaiu penyebaran kebudayaan secara geografi, terbawa oleh perpindahan bangsa-bangsa di muka bumi. Proses Difusi dapat dikatakan Penyebaran Manusia. 

Ilmu Paleoantropologi memperkirakan bahwa manusia terjadi di daerah Sabana tropikal di Afrika Timur, dan sekarang makhluk itu sudah menduduki hampir seluruh permukaan bumi ini. 

Hal ini dapat diterangkan dengan dengan adanya proses pembiakan dan migrasi-migrasi yang disertai dengan proses adapatasi fisik dan sosial budaya.

Salah satu bentuk difusi adalah migrasi dalam bentuk penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat ketempat lain dimuka bumi, yang dibawa oleh kelompok-kelompok manusia yang bermigrasi.

Pada penyebaran agama-agama besar,para Pendeta Agama Buddha, Pendeta Nasrani dan kaum Muslim ini mendifusikan berbagai unsur dari kebudayaan dari mana mereka berasal, sampai jauh sekali.

Pertemuan-pertemuan antara kelompok-kelompok semacam itu dapat berlangsung dengan berbagai cara. Seperti hubungan symbolistic, penetration, peperangan.

6. Proses Belajar Unsur-unsur Kebudayaan Asing (Akulturasi dan Asimilasi).

Penyebaran unsur-unsur kebudayaan bersamaan dengan migrasi kelompok-kelompok manusia di muka bumi di seluruh penjuru dunia disebut proses difusi (diffusion). Salah satu bentuk difusi dibawa oleh kelompok-kelompok yang bermigrasi. 

Namun bisa juga tanpa adanya migrasi, tetapi karena ada individu-individu yang membawa unsur-unsur kebudayaan itu, dan mereka adalah para pedagang dan pelaut.

Proses ini dilakukan oleh warga suatu masyarakat, melalui proses akulturasi (acculturation) dan asimilasi (assimilation). 

Akulturasi yaitu Proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. 

Sedangkan Asimilasi merupakan Proses sosial yang timbul bila ada golongan-golongan manusia dengan latar kebudayaan yang berbeda-beda. Kemudian saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama, sehingga kebudayaan golongan-golongan tersebut masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan juga unsur-unsurnya masing-masing berubah wujudnya menjadi unsur-unsur kebudayaan yang campuran.

Proses akulturasi sudah ada sejak dahulu dalam sejarah kebudayaan manusia, tetapi proses akulturasi yang mempunyai sifat khusus, baru timbul ketika kebudayaan-kebudayaan bangsa di eropa barat mulai menyebar keseluruh daerah lain dimuka bumi, dan mulai mempengaruhi masyarakat suku bangsa lain pada permulaan abad ke-15. 

Dalam masa itu dapat diketahui cara dan dalam keadaan apa kebudayaan dapat dimasuki pengaruh kebudayaan lain, unsur-unsur yang diambil atau diolah oleh kebudayaan suku bangsa masyarakat tadi, melalui saluran apa dan pada lapisan apa dalam masyarakat suku bangsa tadi, unsur-unsur kebudayaan yang masuk, reaksi sikap dan perasaan para individu dalam masyarakat suku bangsa tadi terhadap unsur-unsur kebudayaan tersebut. 

Perhatian terhadap saluran yang dilalui oleh unsur-unsur kebudayaan asing untuk masuk kedalam kebudayaan penerima, akan memberi suatu gambaran yang konkret tentang jalannya suatu proses akulturasi. 

Salah satu wujud penolakan terhadap pengaruh unsur-unsur kebudayaan asing dan pergeseran sosial-budaya yang merupakan akibat dari peristiwa itu terjadi dalam banyak masyarakat didunia.

Proses sosial asimilasi yang timbul bila ada:
  1. Golongan-golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda
  2. Saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama,sehingga
  3. Kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas,dan juga unsur-unsurnya masing-masing berubah wujudnya menjadi unsur – unsur kebudayaan campuran.
Faktor penghalang proses Asimilasi:
  1. Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi
  2. Sifat takut terhadap kekuatan dari kebudayaan lain 
  3. Perasaan superioritas pada individu-individu dari satu kebudayaan terhadap yang lain.
  4. Proses pembaharuan atau inovasi (innovation) yang berhubungan erat dengan penemuan baru (discovery dan invention).

7. Proses Pembaharuan atau Inovasi (Innovation)

Pembaruan atau Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya sistem produksi, dan dibuatnya produk-produk baru. 

Proses inovasi sangat erat kaitannya dengan teknologi dan ekonomi. Dalam suatu penemuan baru biasanya membutuhkan proses sosial yang panjang dan melalui dua tahap khusus yaitu discovery dan invention.

Discovery adalah suatu penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang baru, baik berupa suatu alat baru, ide baru, yang diciptakan oleh individu atau suatu rangkaian dari beberapa individu dalam masyarakat yang bersangkutan. Discovery baru menjadi invention apabila masyarakat sudah mengakui, menerima, dan menerapkan penemuan baru itu.

Pendorong penemuan baru:
  1. Kesadaran para individu akan kekurangan dalam kebudayaan
  2. Mutu dari keahlian dalam suatu kebudayaan
  3. Sistem perangsang bagi aktivitas pencipta dalam masyarakat
Sumber:
Kemendikbud. 2017. Modul Pengembangan Keprofesioan Berkelanjutan: Antropologi SMA. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang PKn dan IPS:.

Posting Komentar untuk "Konsep Dasar Dinamika Masyarakat dan Budaya"