Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ketahui Cara Mendidik Anak yang Baik dalam Keluarga

Setiap kita diciptakan dengan keunikannya masing-masing. Demikian pula karakter, sifat,
perilaku dan bawaan diri setiap anak. Ada yang emosional, ada yang kalem, ada yang berapi-api, ada yang pendiam dan masih banyak lainnya.

Namun semua bawaan yang bersifat psikologis ini tidak terjadi secara serta-merta. Ada banyak faktor yang mempengaruhi tata cara dan pola hidup seseorang. Salah satu yang mendominasi sifat dan sikap seorang anak adalah cara mendidik anak yang diterapkan orang tua sedari kecil.

Selain dari itu lingkungan dan komunitas juga sangat mempengaruhi cara mendidik anak yang berujung pada perilakunya. Terkadang atau bahkan sering kita mendapati keluhan para orang tua akan sikap dan perilaku anaknya yang sering memberontak dan melawan. 

Hampir setiap hari selalu saja adu tegang, entah itu ketika sedang disuruh, entah itu ketika sedang makan, sedang nonton TV atau ketika sedang tidak melakukan aktifitas apapun.
Disini penulis mencoba menyodorkan bagaimana cara mendidik anak terkait kondisi yang
cukup memprihatinkan ini dari sudut pandang seorang tenaga kesehatan yang tidak terlibat
langsung dalam kasus per kasus.
Cara Mendidik Anak yang Baik dalam Keluarga

Kenapa Anak Suka Berontak??

Bila melihat seorang anak yang sering memberontak terhadap keinginan orang tuanya, sebaiknyasebelum kita men-judge si anak dengan sumpah serapah yang tidak baik, ada baiknya kitamencoba melihat cara mendidik anak secara objektif dulu, barangkali memang kesalahan apadi pihak kita selaku orang tua.

Barangkali cara mendidik anak yang telah kita terapkan di rumah belum menunjukkan sisi baik kita sebagai orang tua. Penyebab anak suka memberontak adalah cerminan dari cara mendidik anak yang selama inikita lakukan dalam kehidupan sehari-hari.

1. Tekanan yang diberikan Orang Tua

Orang tua yang terlalu keras dan kaku dalam menerapkan peraturan dan tata tertib di rumah seringkali kebablasan dalam bersikap. Sikap orang tua yang otoriter dan arogan selalu mendominasi membuat anak merasa rendah diri.

Hal ini biasanya berlaku pada anak yang masih kecil. Saat si anak beranjak remaja, mulailah dia berpikir “kok saya nggak boleh ini ya, kok saya nggak boleh itu ya, kok saya harus gini ya, kok saya harus gitu ya”

Ditambah dengan kekakuan orang tua dalam berkomunikasi, sangat jarang bahkan hampir tidak pernah orang tua menerangkan kenapa anak dilarang ini itu, kenapa anak harus gini gitu, tentu akan membuat si anak memberontak.

Maka baik anak maupun orang tua mempunyai jalur pemikiran yang berbeda. Hal inilah yang bisa menyebabkan anak menjadi seorang pemberontak.

2. Keinginan yang Tidak Dikabulkan

Bila satu atau dua kali anak meminta namun tidak dikabulkan, mungkin anak masih bisa
memahaminya, namun apabila hampir setiap anak meminta sesuatu orang tua selalu bilang tidak, jangan harap anak akan menjadi penurut yang patuh pada kita.

Cobalah untuk lebih fleksibel dalam menyikapi tindak tanduk anak bila mulai menunjukkan sifat berontaknya. Cobalah pahami keinginannya.

3. Ketidakhadiran Orang Tua

Seperti yang saya utarakan di atas, bahwa sifat pemberontakan mulai muncul pada saat anak mulai beranjak remaja. Bila pada masa kecilnya anak jarang mendapat perhatian karena kesibukan orang tua atau memang orang tua yang pada dasarnya acuh tak acuh terhadap kebutuhan anak, maka jangan salahkan anak bila saat dewasa dia bukanlah anak idaman yang kita harapkan.

Dari sinilah sebenarnya cara mendidik anak bisa kita terapkan, hadirkan diri anda di tengah-
tengah kehidupan anak, jadilah orang pertama yang mengetahui segala sisi kehidupannya.

4. Not on the Right Time

Orang tua sering menyuruh anak pada saat yang tidak tepat. Anak sedang mengerjakan PR malah disuruh cuci piring. Anak sedang main game, disuruh beli ke warung.

Memang sudah menjadi kewajiban anak untuk mematuhi segala perintah orang tua. Namun
sebaliknya orang tuapun haruslah paham bahwa kita tidak bisa setiap saat memberi perintah seenaknya saja.

Cobalah melihat kondisi anak pada saat kita hendak menyuruhnya. Sebisa mungkin suruhlah anak pada saat dia sedang tidak serius melakukan aktifitasnya.

Kalaupun harus menyuruhnya pada saat anak tengah sibuk dengan urusannya, cobalah
memintanya dengan cara yang baik dan beri pengertian bahwa anda memang membutuhkan bantuannya saat ini.

5. Tidak Mendapat Contoh yang Baik

Jika anda berharap anak anda menjadi seorang penurut yang tidak banyak memberontak, berilah contoh perilaku dan sikap anda sendiri. Jadilah pribadi yang baik yang bisa dijadikan teladan anak anda. Kurangi perkataan dan perbuatan yang menyinggung perasaan anak.

Dengan memberikan pola ajar dan cara mendidik anak sesuai cerminan perilaku anda akan
berdampak besar pada perkembangan mentalnya. Jangan karena mentang-mentang anda adalah pencari nafkah dalam keluarga maka anda bisa seenaknya saja menyuruh dan memerintah anak sesuka hati.

Sebisa mungkin kerjakan sendiri pekerjaan yang masih mampu anda lakukan. Toh anda tidak bersedia kan bila disebut si jompo yang tidak bisa apa-apa.

6. Lingkungan dan Komunitas

Bila dari tadi saya membicarakan pola dan cara mendidik anak yang bersumber pada diri anda, maka untuk poin yang satu ini saya tekankan ada lingkungan luar rumah. Teman memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan anak.

Cara mendidik anak yang baik adalah dengan memberikan lingkungan yang jauh dari
komunitas yang kurang baik mentalnya. Pelajari dulu dimana anda akan memasukkan anak
sekolah. Bagaimana pihak sekolah dalam menerapkan cara mendidik anak yang seharusnya.

Demikian pula hal ini berlaku saat anda mengambil keputusan untuk tinggal di suatu daerah
sejak anak masih kecil.

Tips Mendidik Anak yang Baik dan Benar

Ada banyak tips cara mendidik anak yang baik dan benar. Namun seberapa berhasilnya tips
yang dijalankan ini semua tergantung dari kontribusi orang tua dan anak dalam menerapkan
disiplin hidup untuk selalu berada on the right track.

Satu lagi sahabat, seberapa kerasnya anda berusaha sebagai orang tua, namun hasil akhir hanya Allah yang Maha Berkehendak. 

Contohnya adalah nabi Nuh AS yang ‘gagal’ mendidik puteranya Kan’an. Seberapa gigihnya nabi Nuh AS mendidik puteranya namun bila Allah SWT berkehendak lain, maka terjadilah apa kehendak Sang Maha Kuasa dengan ditenggelamkannya putera beliau dalam gelombang air bah yang disebut dalam kitab suci Al Quran surat Huud ayat 42.

Tapi yang namanya usaha adalah kewajiban, dan berikut tips mendikik anak yang bisa coba
Anda terapkan.

1. Jadilah Teman dan Pendengar yang Baik

Luangkanlah waktu untuk sekedar mendengarkan cerita anak anda yang mungkin sebenarnya tidak penting-penting amat. Tunjukkan bahwa anda menyayanginya setulus hati.

Tinggalkan sejenak pekerjaan anda untuk bercengkerama dengan anak anda. Cara mendidik anak tidak melulu dengan nasehat, keberadaan anda untuk anak adalah pola asuh yang sangat berharga baginya.

2. Bersikaplah Lemah Lembut dan Penuh Kasih

Apabila anda bisa berlaku sopan dan baik terhadap orang lain, mengapa susah untuk berbuat hal yang sama di hadapan anak?

Mereka adalah darah daging anda, amanat yang harus anda jaga. Perlihatkan bahwa anda
menyayanginya dan akan berbuat apapun untuk membela mereka. Dengan cara mendidik anak seperti ini, si anak akan merasa bahwa anda adalah orang tua yang dapat diandalkan dan layak untuk dibanggakan.

Dengan menunjukkan rasa kasih sayang anda terhadap anak, disitulah anda telah menujukkan cara mendidik anak dengan baik dan benar.

Posting Komentar untuk "Ketahui Cara Mendidik Anak yang Baik dalam Keluarga"