Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial

BAB 13 - Perubahan Sosial

  1. Pengertian Perubahan Sosial Menurut Para Ahli
  2. Bentuk-bentuk Perubahan Sosial
  3. Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial
  4. Dampak Positif dan Negatif Perubahan Sosial


Perubahan sosial adalah perubahan sistem dan struktur sosial, kultur sosial serta fungsi masyarakat yang terikat dengan tempat peristiwa sosial terjadi dan kurun waktu yang menyangkut masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. 

Perubahan sosial selalu terjadi dalam kehidupan masyarakat guna memenuhi kebutuhan hidup masyarakat itu sendiri. Menghadapi perubahan sosial perlu antisipasi yang kuat dari setiap individu dalam masyarakat sehingga tidak terhanyut pada perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial yang ada. 

Individu yang mengembangkan nilai mandiri akan memahami secara arif terhadap perubahan sosial yang sedang terjadi di masyarakat. Ada beberapa faktor yang mendorong dan menghambat terjadinya perubahan sosial yaitu sebagai berikut. 
faktor pendorong dan penghambat perubahan sosial

Faktor Pendorong Perubahan Sosial

a. Kontak dengan kebudayaan lain

Bertemunya budaya yang berbeda menyebabkan manusia saling berinteraksi dan mampu menghimpun berbagai penemuan yang telah dihasilkan, baik dari budaya asli maupun budaya asing dan bahkan perpaduanya. Hal ini dapat mendorong terjadinya perubahan dan tentu saja akan memperkaya kebudayaan yang ada. 

b. Sistem pendidikan formal yang maju

Pendidikan membantu membuka pikiran menusia sehingga mau dan mampu menerima hal-hal yang baru. Dengan adanya sistem pendidikan formal yang maju, sekolah akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.walaupun sistem pendidikan di Indonesia telah diprogramkan secara terencana untuk terus maju dan beberapa hasil olimpiade dunia menunjukan bahwa kualitas beberapa anak bangsa Indonesia tidak kalah bersaing diforum internasional.

c. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju

Sebuah hasil karya dapat memotivasi seseorang untuk mengikuti jejak orang lain. Orang yang menghargai karya orang lain akan memberi inspiransi pada dirinya untuk mencipta juga. Begitu juga keinginan untuk maju akan memberi semangat untuk berkarya sehingga terjadilah perubahan sosial. Dalam kehidupan di masyarakat, apabila anggota masyarakat memiliki sikap menghargai hasil karya yang dibuat oleh sesorang, hal ini akan mampu mendorong penemuan-penemuan baru yang lain.

d. Toleransi atau memiliki sikap mau menerima terhadap perbuatan yang menyimpang

Apabila ada penyimpangan sosial tetapi tidak sampai melanggar hukum atau merupakan tindak pidana dan penyimpangan tersebut dalam batas-batas yang dapat diteloransi oleh anggota masyarakat setempat; maka penyimpangan yang terjadi justru merupakan awal dari perubahan sosial itu sendiri. Dalam konteks ini yang berperan banyak adalah sikap toleransi itu sendiri sehingga memberi peluang munculnya hal baru yang mengakibatkan terjadi perubahan sosial

e. Sistem terbuka dalam lapisan-lapisan masyarakat (open stratification) 

Sistem yang terbuka berarti banyaknya kemungkinan terjadi gerak sosial baik secara vertikal maupun secara horisontal yang lebih luas untuk setiap anggota masyarakat. Dampak dari sistem stratifikasi sosial yang terbuka adalah kesempatan yang seluas-luasnya diberikan kepada individu-individu untuk mengubah status sosial yang masih rendah menjadi ke lebih tinggi melalui beberapa saluran yang ada. Juga adanya kesadaran dari anggota masyarakat bahwa status sosial dapat setiap saat berubah sehingga dalam menjalin hubungan dengan sesama tidak memprioritaskan posisi seseorang dipandang dari stratifikasi sosial

f. Penduduk yang heterogen 

Masyarakat yang terdiri atas kelompok-kelompok sosial yang memiliki latar belakang budaya, ras, ideologi, dan hal-hal yang berbeda, memudahkan terjadinya pertentangan yang menyebabkan guncangan sosial.

 Hal tersebut dapat menjadi pendorong perubahan-perubahan dalam masyarakat untuk mencapai keselarasan sosial. Walaupun demikian dalam penduduk yang hiterogen diperlukan juga kesadaran untuk memahami perbedaan dan persamaan individu dan masyarakat disekitarnya sehingga ada rasa toleransi yang berdampak mudah memahami adanya perubahan sosial yan diakibatkan oleh heterogenitas tersebut.

g. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu

Masyarakat yang tidak puas dengan bidang tertentu akan mendorong perubahan sosial. Perubahan sosial itu dapat diawali oleh olah pikir untuk menciptakan hal-hal yang baru guna memenuhi kebutuhan hidup. Rasa tidak puas juga menimbulkan reaksi berupa perlawanan, pertentangan, dan berbagai gerakan revolusi untuk mengubahnya. 

h. Orientasi ke masa depan 

Seseorang atau masyarakat pasti menginginkan kehidupan masa depan kelak lebih baik. Orientasi ke masa depan ini dapat mendorong perubahan sosial. Disisi lain kondisi yang senantiasa berubah merangsang orang untuk mengikuti dan menyesuaikan dengan perubahan. 

Pemikiran yang selalu berorientasi ke masa depan akan membuat masyarakat untuk berfikir maju dan mendorong adanya penemuan baru yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan zaman. 

i. Nilai bahwa manusia harus senantiasa berusahan memperbaiki hidupnya 

Manusia normal pasti ingin selalu mengubah hidupnya ke arah yang lebih baik. Usaha adalah keharusan bagi manusia dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya yang tidak terbatas dengan menggunakan sumber-sumber daya yang sangat terbatas. Usaha itu sendiri merupakan faktor pendorong perubahan sosial.

Faktor Penghambat Perubahan Sosial 

Faktor-faktor yang menghambat perubahan sosial budaya, antara lain sebagai berikut. 

a. Kurang hubungan dengan masyarakat lain karena kehidupan yang terasing

Masyarakat yang tidak melakukan atau frekuensinya dalam melakukan kontak sosial sangat sedikit, mengakibatkan tidak terjadinya tukar-menukar informasi, sehingga tidak mungkin akan terjadi proses asimilasi, akulturasi yang mampu mengubah kondisi masyarakat tersebut. Akibatnya masyarakat akan statis, tidak berubah dan menjalankan hidupnya seperti biasanya saja. Juga akibat tidak melakukan kontak sosial dengan individu atau masyarakat lain dapat menyebabkan masyarakat tersebut tidak mengetahui perkembangan yang terjadi dalam masyarakat lainnya yang mungkin dapat memperkaya kebudayaan sendiri. 

b. Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat. 

Ilmu pengetahuan merupakan kunci perubahan yang akan membawa masyarakat menuju peradaban yang lebih baik. Sehingga apabila perkembangan ilmu pengetahuan berjalan lambat, yang mungkin disebabkan masyarakat tersebut hidup secara terasing dan tertutup atau kuatnya budaya nenek moyang sehingga tidak diperbolehkan mengembangkan ilmu pengetahuan atau sebab lain sehingga ilmu pengetahuan berjalan lambat dengan sendirinya akan menghambat perubahan sosial itu sendiri. 

c. Sikap masyarakat yang sangat tradisional. 

Sikap masyarakat yang sangat tradisional dalam arti lebih mengagungkan kepercayaan yang diajarkan oleh nenek moyangnya dan dianggap kebenaran yang paling mutlak dan tidak dapat diubah sepanjang masa, menghambat masyarakat untuk melakukan perubahan, karena apabila akan melakukan perubahan nilai-nilai yang diajarkan secara turun temurun tersebut akan menimbulkan mala petaka. 

d. Adanya kepentingan yang telah tertanam dengan kuat (vested interest). 

Dalam kehidupan di masyarakat akan ada sekelompok individu yang ingin mempertahankan atau sekedar ingin mewujudkan ambisi pribadi atau kelompoknya dengan berupaya keras mempertahankan posisinya untuk tetap berpengaruh di masyarakat. Sehingga apabila ada keinginan untuk terjadinya perubahan sosial akan diupayakan untuk gagal dan dihambat. 

e. Rasa takut adanya kegoyahan pada integrasi kebudayaan. 

Masuknya unsur-unsur dari luar diyakini akan mengakibatkan ancaman terhadap integrasi kebudayaan dalam sebuah masyarakat. Sehingga suatu kelompok masyarakat seringkali membatasi diri untuk menerima unsur budaya dari luar. 

f. Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing atau sikap yang tertutup. 

Sikap demikian dapat dijumpai pada masyarakat yang secara historis pernah dijajah oleh masyarakat lain. Hal ini kemudian menimbulkan prasangka ketika masyarakat tersebut berinteraksi dengan masyarakat yang pernah menjajahnya, karena kawatir peristiwa masa lalu terulang lagi. 

g. Hambatan yang bersifat ideologis. 

Setiap upaya untuk mengubah masyarakat, ada kalanya harus bertentangan dengan ideologi yang telah dianut kelompok masyarakat selama ini. Apabila nilai-nilai yang akan diubah tersebut bertentangan dengan ideologi yang dianut selama ini, maka dapat dipastikan tidak akan terjadi perubahan sosial. 

h. Adat dan kebiasaan yang mendarah daging. 

Kebiasaan merupakan pola-pola perlaku bagi anggota masyrakat untuk memenuhi kebutuhannya pokoknya. Apabila kemudian pola-pola perilaku tersebut tidak efektif lagi dalam memenuhi kebutuhan, maka akan terjadi krisis. 

Misalnya dalam adopsi inovasi yang kemudian dapat menggantikan tenaga manusia, tidak selalu mudah terjadi karena disisi tertentu teknologi dapat menggantikan keberadaan tenaga manusia sehingga terjadi efektivitas dan penghematan. Disisi lain justru memunculkan masalah baru yakni terjadi pengangguran. 

i. Nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki. 

Nilai ini dimiliki oleh sebagian individu yang berlatar belakang mengalami kegagalan sehingga merasa bahwa pada hakikatnya hidup itu buruk dan tidak mungkin diperbaiki. Rasa putus asa dan menyerah lebih menguasai daripada ingin bangkit dan mencoba yang baru lagi. Sehingga nilai ini penghambat terjadinya perubahan sosial.

Posting Komentar untuk "Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial"