Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Protein dan Jenis-jenisnya

Pengertian Protein

Istilah protein berasal dari bahasa Yunani yaitu proteos artinya  yang utama atau yang didahulukan, kata ini diperkenalkan oleh seorang ahli kimia Belanda, Gerardud Mulder (1802-1880), karena ia berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling penting dalam setiap organisme. (Sunita Almatsier: 2004)

Protein adalah senyawa kimia yang mengandung asam amino, tersusun atas atom-atom Carbon, Hidrogen, Oksigen, Nitrogen. Protein memiliki khasiat yang sangat istimewa bagi tubuh sehingga sering disebut “Protein Mystique”. 

Protein juga disebut zat putih telur karena protein pertama kali ditemukan pada putih telur (eiwit). Protein merupakan bahan utama pembentuk sel tumbuhan, hewan dan manusia, kurang lebih ¾ zat padat tubuh adalah protein. Oleh karena itulah protein disebut zat pembangun. (Djoko Pekik: 2007, hlm. 13)

jenis-jenis protein

Achmad Djaeni (2000) menyatakan bahwa di dalam sel protein terdapat sebagai protein struktural maupun sebagai protein metabolik. Protein struktural merupakan bagian integral dari struktur sel dan tidak dapat di ekstraksi tanpa menyebabkan disintegrasi sel tersebut. 

Baca juga: 5 Fungsi Protein Bagi Tubuh

Protein metabolik ikut serta dalam reaksi-reaksi biokimiawi dan mengalami perubahan bahkan mungkin destruksi atau sintesa protein baru. Protein metabolik dapat diekstraksi tanpa merusak sel itu sendiri. (hlm. 53)

Protein-protein di dalam tiap-tiap bahan makanan mempunyai pengaruh saling melengkapkan antara masing-masing dengan saling memperbaiki kekurangannya pada berbagai tingkat defisiensi asam-asam aminonya. 

Tetapi pengaruh saling melengkapi ini terjadi pula antara protein-protein dalam berbagai bahan makanan. Bahan-bahan makanan hewani dapat melengkapi dengan baik protein yang berasal dari tumbuhan. (Lucius Nicholls, 1976, hlm. 41)

Jenis-jenis Protein

Menurut Achmad Djaeni (2000), protein dapat di klasifikasikan menjadi beberapa jenis yang dapat dilakukan berdasarkan cara:

1. Berdasarkan komponen-komponen yang menyusun protein

  • Protein bersahaja (simple protein) yaitu campuran yang hanya terdiri atas asam-asam amino.
  • Protein kompleks (complex protei, conjugated protein), selain terdiri atas berbagai jenis asam amino, juga terdapat komponen lain, misalnya unsure logam, gugusan phosphat, dan sebagainya (contoh: hemoglobin, lipoprotein, glikoprotein, dll).
  • Protein Derivat ( protein derivative). Ini merupakan ikatan antara (intermediate product) sebagai hasil hirolisa parsial dari protein native, misalnya albumosa, peptone, dan sebagainya.

2. Berdasarkan sumbernya, protein diklasifikasikan menjadi:

  • Protein Hewani yaitu protein dalam bahan makanan yang berasal dari binatang, seperti protein dari daging, protein susu, dan sebagainya.
  • Protein Nabati yaitu protein yang berasal dari bahan makanan tumbuhan, seperti protein dari jagung (zein). Dari terigu, dan sebagainya.

3. Berdasarkan fungsi fisiologinya 

Klasifikasi protein dapat pula dilakukan berdasarkan fungsi fisiologiknya, berhubungan dengan daya dukungnya bagi pertumbuhan badan dan bagi pemeliharaan jaringan:

  • Protein sempurna. Bila protein ini sanggup mendukung pertubuhan badan dan pemeliharaan jaringan.
  • Protein setengah sempurna. Bila sanggup mendukung pemeliharaan jaringan, tetapi tidak dapat mendukung pertumbuhan badan.
  • Protein tidak tidak sempurna. Bila sama sekali tidak sanggup menyokong pertumbuhan badan, maupun pemeliharaan jaringan.

4. Berdasarkan fungsinya di dalam tubuh

  • Protein lengkap adalah  protein kelas tertinggi di tinjau dari fungsi gizinya, sanggup mendukung pertumbuhan badan maupun pemeliharaan jaringan yang aus atau rusak terpakai. Jenis protein inilah yang di perlukan oleh anak – anak yang sedang tumbuh  (BALITA) pesat. Anak yang tidak memperlihatkan laju pertumbuhan yang baik, tidak di katakana anak sehat.
  • Protein setengah lengkap sanggup memelihara kesehatan orang dewasa yang tidak lagi menunjukan adanya pertumbuhan badan, tetapi masih memerlukan pemeliharaan jaringan yang rusak atau aus terpakai. Tetapi jenis protein yang tidak sanggup mendukung pertumbuhan ini tidak baik bagi anak – anak yang masih memerlukan pertumbuhan tersebut. Jadi protein jenis ini tidak dapat di berikan kepada anak – anak yang sedang tumbuh sebagai sumber protein satu- satunya di dalam hidangan. 
  • Protein tak lengkap tak sanggup mendukung kesehatan siapapun, karena tidak sanggup memelihara jaringan yang aus terpakai dan rusak, apalagi mendukung pertumbuhan  badan. Meskipun dikonsumsi dalam jumlah besar, kualitas protein ini akan dibakar untuk menghasilkan energi dan tidak ada yang di pergunakan sintesa protein tubuh yag di perlukan untuk pertumbuhan maupun pemeliharaan jaringan

Referensi

  • Nicholls, Lucius. 1976. Ilmu Gizi dan Ilmu Diit Di Daerah Tropik. Penerjemah: Achmad Djaeni. Penerbit PN Balai Pustaka. Jakarta. 
  • Irianto, Djoko Pekik. 2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan. Penerbit CV Andi Offset. Yogyakarta.
  • Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2000. Ilmu Gizi Bagi Mahasiswa dan Profesi. Penerbit Dian Rakyat. Jakarta.
  • Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.   

Posting Komentar untuk " Pengertian Protein dan Jenis-jenisnya"